Tenaga medis di RS San Raffaele, Milan, 23 Maret 2020, sedang menerima pasien./Bloomberg-Miguel Medina/AFP via Getty Images
Health

Hati-hati, Gejala Terinfeksi Virus Corona Bisa dari Gangguan Saluran Pencernaan

Newswire
Kamis, 26 Maret 2020 - 13:36
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Penemuan terbaru terkait virus Corona baru (Covid-19) adalah bahwa sebagian pasiennya menunjukkan gejala awaln bukan hanya pada saluran nafas (batuk, sakit tenggorokan, pilek) dan demam. Namun juga gangguan saluran cerna.

Merujuk The American Journal of Gastroenterology seperti yang dilansir dari laman Global Biodesence, sebanyak 48,5 persen pasien virus Corona di Hubei China, mengeluhkan gangguan saluran pencernaan sebagai gejala utamanya. Penyakit-penyakit tersebut, di antaranya diare 29,3 persen, muntah 0,8 persen dan nyeri perut 0,4 persen.

Kemungkinan virus masuk ke saluran pencernaan dan bisa melewati asam lambung dan masuk ke dalam sel melalui reseptor yang ada di usus.  Mereka yang memiliki gangguan saluran cerna umumnya memiliki gejala virus Corona yang lebih berat, sehingga penyembuhannya lebih lama.

Menurut penelitian multisenter cross-sectional deskriptif baru dari China oleh para peneliti dari Kelompok Ahli Perawatan Medis Wuhan untuk COVID-19, gejala pencernaan umum terjadi pada pasien virus Corona sebagai keluhan utama pada hampir setengah dari pasien yang datang ke rumah sakit.

Co Editor The American Journal of Gastroenterology, Brennan MR Spiegel, mengatakan tenaga medis harus ingat bahwa gejala pencernaan, seperti diare, mungkin merupakan gejala virus Corona. Dan bahwa indeks kecurigaan mungkin perlu ditingkatkan lebih awal dalam kasus-kasus ini daripada menunggu gejala pernapasan muncul.

“Dalam studi ini, pasien virus Corona dengan gejala pencernaan memiliki hasil klinis yang lebih buruk dan risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki gejala pencernaan. Hal ini menekankan pentingnya menyertakan gejala seperti diare untuk mencurigai virus Corona pada awal penyakit sebelum gejala pernapasan berkembang,” kata Spiegel.

Deteksi sejak awal, dikatakan Spiegel dapat mengarah pada diagnosis corona yang lebih dini, yang dapat mengarah pada perawatan lebih dini dan karantina yang lebih cepat untuk meminimalkan penularan dari orang-orang yang jika tidak tetap tidak terdiagnosis.

Menurut analisis oleh peneliti dari beberapa rumah sakit dan pusat penelitian di China yang mengumpulkan data pada 204 pasien dengan corona datang ke tiga rumah sakit di provinsi Hubei dari 18 Januari 2020 hingga 28 Februari 2020. Dibandingkan dengan pasien Covid-19 tanpa gejala pencernaan, mereka yang memiliki gejala pencernaan memiliki waktu lebih lama dari awal hingga masuk dan hasil klinis yang lebih buruk.

Pasien dengan gejala pencernaan memiliki waktu yang jauh lebih lama dari awal hingga masuk dibandingkan pasien tanpa gejala pencernaan (9,0 hari dibandingkan 7,3 hari).

Pasien dengan gejala pencernaan memiliki berbagai manifestasi, seperti anoreksia83 kasus (83 [83,8%] kasus), diare (29 [29,3%] kasus), muntah (8 [0,8%] kasus), dan sakit perut (4 [0,4%) ] kasus). Tujuh pasien dengan COVID-19 mengalami gejala pencernaan tetapi tidak memiliki gejala pernapasan. Ketika keparahan penyakit meningkat, gejala-gejala pencernaan menjadi lebih jelas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Andya Dhyaksa
Sumber : Tempo
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro