Bisnis.com, JAKARTA – Setiap tanggal 30 Maret, Indonesia merayakan Hari Film Nasional sebagai upaya apresiasi dan memperingati perjuangan sineas film Indonesia.
Dikutip dari buku ‘Selintas Kilas Sejarah Film Indonesia yang disusun oleh: H. Misbach Jusa Biran dan diterbitkan Badan Pelaksana FFI tahun 1982, industri film di Indonesia melalui perjalanan panjang. Perkembangan industri ini penuh perjuangan dan ketegangan sosial, politik, dan ekonomi.
Berikut rekam perjalanan industri film Indonesia sejak kemunculannya pada 1926.
1. 1926-1939: Masa Kelahiran
Contoh film; Loetoeng Kasarung ditayangkan perdana di Elite and Majestic, Bandung. Adapun 80 persen dari pemasukan bioskop ternyata berasal dari kantong pribumi dan penduduk golongan Cina. Beberapa film Eropa, Amerika, dan Shanghai juga sudah diputar di Indonesia.
2. 1939-1942: Masa Kebangkitan
Contoh film; Terang Bulan. Perusahaan film semakin banyak yang muncul, begitu pula aktor dan aktris teater ke layar lebar yakni; Roekiah, Tan Tjeng Bok, dan Fifi Young. Genre film banyak mengadopsi corak film Amerika. Masa panen ini usai pada 1942 seiring dengan masuknya penjajahan Jepang menggantikan Belanda.
Sepanjang tahun itu perusahaan JJF milik The Teng Chun adalah perusahaan yang paling produktif menghasilkan film. Kegiatan produksi semakin bertambah dengan keterlibatan kalangan menengah pribumi, jumlah penonton pun meningkat.
Ketertarikan dan keterlibatan kelas menengah masa itu tak lepas dari imbauan kalangan Pergerakan Nasional yang sedang membangun rasa nasionalisme pada semua elemen masyarakat.