Alat qPCR dari perusahaan rintisan Nusatics untuk melakukan tes cepat pasien terinfeksi virus corona atau Covid-19./Dok.Nusatics
Health

CDC Korsel Nyatakan Covid-19 Berpotensi Kambuh

Nirmala Aninda
Kamis, 9 April 2020 - 13:25
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Korea Selatan menyatakan bahwa virus corona berpotensi kembali aktif pada orang-orang yang sudah dinyatakan sembuh.

Sekitar 51 pasien yang digolongkan telah sembuh di Korea Selatan melakukan tes dan dinyatakan positif virus corona.

Direktur Jenderal CDC Korea Jeong Eunkyeong mengatakan, pemicunya mungkin berasal dari virus yang masif ada di dalam sistem tubuh dan kembali aktif, mengingat pasien-pasien tersebut dinyatakan positif tidak lama setelah keluar dari karantina.

"Meskipun kemungkinan reaktivasi virus lebih tinggi, kami sedang melakukan studi komprehensif tentang hal ini. Ada beberapa kasus ketika seorang pasien diketahui negatif akan menunjukkan hasil tes positif di hari lainnya," ujar Jeong seperti dikutip melalui Bloomberg, Kamis (9/4).

Seorang pasien dianggap sepenuhnya pulih ketika dua tes dilakukan dengan interval 24 jam menunjukkan hasil negatif.

Menurut Jeong, CDC Korea akan melakukan penyelidikan epidemiologis terhadap kasus-kasus itu.

Korea Selatan adalah salah satu negara paling pertama yang dihadapi dengan wabah virus corona berskala besar, tetapi negara itu hanya melaporkan 200 kematian dan jumlah kasus baru yang menurun sejak puncaknya, sebanyak 1.189 kasus pada 29 Februari.

Salah satu program pengujian paling ekspansif di dunia dan pendekatan yang didorong oleh teknologi untuk melacak infeksi telah membuat Korea menahan penyebaran epidemi tanpa lockdown atau menutup bisnis.

Hingga Rabu (8/4), Korea Selatan memiliki 10.384 kasus virus corona yang terkonfirmasi, dengan 6.776 yang dinyatakan sembuh, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins dan Bloomberg News.

Epidemiolog di seluruh dunia berlomba untuk mencari tahu lebih banyak tentang virus yang menyebabkan Covid-19.

Penyebaran global yang cepat dari patogen baru ini melihat pergeseran fokus terhadap pasien yang tertular virus tetapi hanya menunjukkan sedikit gejala.

Korea berada di garis depan melacak kasus-kasus tanpa gejala yang menyebabkan kekhawatiran khusus di China, ketika kondisinya saat ini sudah menunjukkan tanda-tanda di bawah kendali.

 

Kekhawatiran akan infeksi ulang pada pasien yang pulih meningkat di China, tempat virus pertama kali muncul Desember lalu, setelah laporan bahwa beberapa orang dinyatakan positif lagi, dan bahkan meninggal karena penyakit tersebut setelah diduga sembuh dan meninggalkan rumah sakit.

Ada sedikit pemahaman tentang mengapa hal ini terjadi, meskipun beberapa percaya bahwa masalahnya mungkin terletak pada ketidakkonsistenan dalam hasil tes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro