Rektor Termuda Risa Santoso
Usia tak lagi menjadi penghalang bagi perempuan untuk menjadi pemimpin, Risa Santoso salah satunya. Di usia yang masih sangat muda, 27 tahun, Risa berhasil menduduki jabatan sebagai rektor di Institut Teknologi dan Bisnis Asia (ITB Asia) Malang, Jawa Timur, sekaligus dikukuhkan sebagai rektor termuda di Indonesia.
Walau usianya masih muda, Risa memiliki pengalaman yang cukup mumpuni. Sebelum menjabat sebagai rektor, wanita kelahiran, 27 Oktober 1992 ini, pernah menjadi Tenaga Ahli Muda Kantor Staf Presiden Republik Indonesia.
Selain itu, Risa juga sempat dipercaya sebagai Ketua Lembaga Penjaminan Mutu Indonesia dan Direktur Pengembangan Bisnis di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Asia, Malang yang menjadi cikal bakal berdirinya Institut Teknologi dan Bisnis, Asia.
“Pada September 2019 lalu, perguruan tinggi STMIK dan STIE Asia mendapat izin berubah status menjadi Institut, saat itulah saya diberikan kepercayaan untuk memimpin kampus menjadi Rektor Institut Asia Malang,” ujarnya.
Risa merupakan sosok perempuan yang cerdas dan aktif dengan latar belakang pendidikan yang cemerlang. Wanita asal Surabaya ini tercatat sebagai Sarjana Ekonomi di University of California, Berkeley. Dia juga berhasil meraih gelar Master of Education dari Harvard University untuk jurusan Pendidikan, melalui beasiswa dari pemerintah.
Risa memang sudah sejak dulu memiliki ketertarikan dengan dunia pendidikan. Sebab, baginya pendidikan merupakan modal yang sangat penting untuk kemajuan sebuah bangsa.
Karena itulah, saat dirinya diberi kepercayaan untuk memimpin perguruan tinggi, tak perlu waktu lama baginya untuk mengambil kesempatan tersebut, karena dia ingin terlibat dalam perkembangan pendidikan di Indonesia.
“Saya ingin pendidikan Indonesia lebih hidup karena saat ini saya melihat bahwa pendidikan masih sangat rigid dan kaku. Akhirnya kekakuan itu membuat perubahan dan inovasi kurang didukung,” tuturnya.
Sebagai rektor, Risa merasa memiliki tanggung jawab besar untuk menjadikan mahasiswanya sebagai sumber daya yang unggul dan inovatif sehingga dapat berkontribusi di dalam masyarakat, terutama dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.
“Dengan jabatan yang saat ini saya emban, saya berharap banyak perempuan muda lainnya yang berani menjadi pemimpin sehingga makin banyak perempuan yang berkontribusi dalam membangun Indonesia.”