Ilustrasi suntik kebiri/Biggishben-commonswiki
Health

Dokter di AS Uji Coba Hormon Progesteron dan Esterogen Untuk Obati Pasien Covid-19

Desyinta Nuraini
Selasa, 28 April 2020 - 18:23
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Para peneliti Renaissance School of Medicine di Stony Brook University, Long Island, New York, Amerika Serikat, melakukan uji coba hormon wanita untuk mengobati pasien virus corona atau Covid-19. Hormon yang dipakai yakni progesteron dan esterogen.

Diketahui progesteron merupakan hormon dari golongan steroid yang berpengaruh pada siklus menstruasi perempuan, kehamilan dan embriogenesis. Sementara estrogen adalah sebutan untuk kelompok hormon yang berperan penting dalam perkembangan dan pertumbuhan karakteristik seksual wanita serta proses reproduksi. 

Uji coba ini dilakukan sebab berdasarkan penelitian, 75 persen pasien Covid-19 yang membutuhkan perawatan intensif adalah laki-laki. Kecenderungan ini mungkin terkait dengan tingginya prevalensi kondisi jantung dan paru-paru pada pria, yang pada umumnya merokok, mengonsumsi alkohol, dan terpapar polusi udara dengan tingkat yang lebih tinggi daripada wanita. 

"Selain faktor-faktor ini, ada cukup banyak bukti bagus bahwa sistem kekebalan tubuh wanita pada dasarnya jauh lebih kuat," tambahnya, ujar Sarah Hawkes, profesor kesehatan masyarakat global di University College London, dikutip dari Live Science, Selasa (28/4/2020).

Peneliti utama penelitian ini, Dr. Sharon Nachman mengatakan kepada Times hormon seks estrogen dan progesteron, yang diproduksi wanita dalam jumlah yang lebih besar daripada pria, membantu mengatur sistem kekebalan tubuh wanita dan dapat memberikan perlawanan khusus dan respons sistem kekebalan terhadap infeksi yang berbahaya. 

"Kita mungkin tidak mengerti persis bagaimana estrogen bekerja [untuk menetralkan Covid-19], tetapi mungkin kita bisa melihat bagaimana keadaannya," sebut Nachman. 

Adapun uji coba Stony Brook  ini akan melibatkan 110 pasien yang mengalami gejala serius, seperti demam tinggi, sesak napas atau, pneumonia, tetapi belum memerlukan alat bantu pernapasan. Pasien yang diuji coba yakni pria berusia 18 tahun ke atas dan wanita berusia 55 tahun ke atas karena pada usia ini, tingkat estrogen wanita cenderung menurun setelah menopause.

Sementara itu, peserta lain dalam uji coba Cedars-Sinai akan menerima progesteron yang diprediksi memiliki sifat anti-inflamasi dan dapat mencegah timbulnya badai sitokin. Penelitian ini akan melibatkan 40 pria yang dirawat di rumah sakit dengan infeksi Covid-19 ringan hingga sedang. Setengah dari pria itu akan menerima dua suntikan progesteron selama lima hari. 

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro