Bisnis.com, JAKARTA - Jus jeruk sejak lama menjadi minuman favorit yang dianggap menyegarkan karena rasanya yang manis bercampur asam. Di tengah pandemi ini, jus jeruk juga dianggap sebagai alternatif untuk mendapatkan vitamin C.
Namun, tak jarang pula minuman ini masuk ke dalam minuman pokok bagi mereka yang sedang menjalankan program penurunan berat badan. Akan tetapi kenyataannnya beberapa ahli menilai jus jeruk tidak memiliki efek menurunkan berat badan dan mungkin sebenarnya buruk bagi kesehatan.
Dilansir dari Insider, Jumat (19/6/2020), jus jeruk memiliki banyak vitamin dan nutrisi penting tetapi juga mengandung kadar gula yang tinggi dan dapat merusak kesehatan Anda. Dalam segelas jus jeruk terdapat 110 kalori, 2 gram protein, 26 karbohidrat, 22 gram gula, 120 persen vitamin C, 15 persen thiamine, 13 persen kalium, 10 persen folat.
Segelas jus jeruk mengandung lebih banyak gula daripada jeruk ukuran sedang, yang hanya mengandung 62 kalori dan 12 gram gula. Karena lebih terkondensasi, jus jeruk memiliki kadar thiamin dan kalium yang sedikit lebih tinggi, tetapi jeruk menyediakan vitamin C dan folat sebanyak mungkin, kemungkinan karena vitamin ini dapat rusak selama proses produksi jus.
Memang jus jeruk memiliki manfaat bagi kesehatan karena mengandung nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh agar tetap sehat, namun jus jeruk juga memiliki risiko kesehatan. "Jus jeruk bukanlah makanan kesehatan," kata Scott Kahan, Direktur Pusat Nasional untuk Berat dan Kesehatan
Berikut risiko kesehatan yang ditimbulkan dari jus jeruk:
1. Gula darah meningkat dan diabetes
Kahan menjelaskan bahwa jus jeruk mengandung gula dan kalori sebanyak soda. Segelas Coca Cola misalnya, memiliki 26 gram gula, sementara jus jeruk mengandung 22 gram gula.
"Penderita diabetes harus sangat berhati-hati untuk menghindari konsumsi jus jeruk yang berlebihan," ujar Kahan.
Minuman manis dapat meningkatkan gula darah. Seiring waktu, lonjakan gula darah dapat menyebabkan kondisi berbahaya seperti penyakit jantung dan penyakit ginjal, bahkan untuk orang tanpa diabetes.
2. Berat badan bertambah
Beberapa ahli merekomendasikan bahwa orang dewasa dan anak-anak harus makan buah utuh daripada minum jus buah. Ini karena buah mengandung serat, yang memperlambat proses pencernaan dan membuat Anda merasa lebih kenyang.
Studi menunjukkan bahwa minum jus tanpa serat alami dari buah-buahan terkait dengan obesitas dan kerusakan hati. Ini karena jus buah dapat dihabiskan dengan mudah ketimbang mengonsumsi buah langsung, sehingga membuat orang tak merasa kenyang. Lagi pula jus jeruk mengandung banyak gula, apalagi saat membuatnya Anda menambahkan gula agar rasa jusnya tak terlalu asam.
Menurut Kahan jika kesulitan mengatur berat badan, sebaiknya hindari minuman manis seperti jus jeruk. Sebuah studi 2011 yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine menemukan bahwa orang yang minum jus buah, 100% mengalami kenaikan berat badan lebih dari 4 tahun dibandingkan orang yang menghindarinya.
Jus bukanlah penyebab utama kenaikan berat badan, namun, minuman yang dimaniskan dengan gula menyebabkan kenaikan dua kali lipat berat badan.
Kahan menuturkan jika memang menyukai jus jeruk, sebaiknya cukup dimasukkan ke dalam diet seimbang namun tidak boleh dianggap sebagai makanan kesehatan. Kemudian, cukup mengonsumsi satu gelas kecil per hari.
Apabila ingin mendapatkan vitamin C, opsi paling sehat yakni mengonsumsi jeruk secara langsung tanpa membuatnya menjadi jus.