Bisnis.com, JAKARTA -- Di era new normal telah terjadi perubahan perilaku masyarakat dalam berbagai macam aspek kehidupan, termasuk diantaranya perubahan perilaku berbelanja.
Survei oleh Mckinsey & Company, menyebutkan bahwa 82 persen responden menyatakan bahwa mereka akan lebih selektif dan irit dalam melakukan pengeluaran di era new normal. Selain itu, dari survey tersebut juga disebutkan bahwa 73 persen response lebih memilih belanja di toko fisik.
Atas temuan survey McKinsey tersebut, Shopeer, aplikasi sharing community (komunitas berbagi) yang juga dikembangkan di MIT Sloan School of Management, Amerika Serikat ini menjelaskan beberapa alasan utama responden memilih belanja di toko fisik.
Oka Simanjuntak, CEO & Founder Shooper mengatakan selain karena adanya kebutuhan untuk menyentuh, mencium, dan mencoba barang sebelum membeli serta masalah pembayaran online, masyarakat Indonesia juga lebih memilih berbelanja langsung (secara offline) untuk barang sehari-hari karena faktor harga.
“Ini dikarenakan belanja online ada biaya pengiriman atau ongkir. Meskipun banyak seller yang menawarkan gratis ongkir tetapi seringkali terdapat syarat minimum belanja,” ujarnya, dalam keterangan pers yang diterima Bisnis, Kamis (16/7/2020).
Di samping itu, Oka mengatakan, selama masa self-quarantine, pengguna Shooper justru meningkat sebesar 400 persen. Hal ini dipicu karena semakin banyak konsumen yang ingin mencari harga termurah khususnya untuk kebutuhan rumah tangga sehingga dapat melakukan penghematan yang signifikan terhadap pengeluaran bulanan.
“Disinilah Shooper hadir untuk membantu masyarakat mencari dan mendapatkan harga terbaik di supermarket, minimarket, dan toko offline di Indonesia,” ucapnya.
Untuk membantu masyarakat mendapatkan harga terbaik, Shooper menerapkan teknologi yang memanfaatkan metode crowdsource seperti layaknya perusahaan teknologi terkemuka seperti Google, Facebook, Instagram, Wikipedia, maupun YouTube.
Pengguna Shooper merupakan komunitas berbagi informasi yang mengedepankan filosofi The Sharing Economy, dengan membantu pengguna mencari harga termurah untuk berbagai produk dari sejumlah supermarket, minimarket, dan toko fisik di Indonesia melalui analisa struk belanja yang diunggah oleh pengguna.
Selanjutnya, Shooper juga menggunakan teknologi Human Augmentation, yang merupakan penggabungan dari Artificial Intelligence dengan Human Interaction, data yang didapat dari setiap struk belanja yang diunggah oleh pengguna, akan memberikan informasi harga yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh para pengguna.
“Shooper juga dapat membantu rumah tangga lebih pintar mengelola keuangan keluarga. Dengan mengunggah struk belanja, pengguna akan mendapatkan informasi pengeluaran bulanan yang mendetail dan membantu mereka mengelola anggaran rumah tangga dengan lebih hemat,” ujarnya.
Di samping itu, Shooper juga dapat melakukan pencatatan yang lengkap untuk semua pengeluaran dan membantu penggunanya untuk selalu belanja secara hemat dan pintar sesuai dengan budget yang mereka miliki.
Disamping fitur utama Shooper untuk mencari harga termurah, aplikasi yang tersedia di Android ini juga melengkapi fiturnya ShooperPoint yang merupakan universal point-reward dimana para pengguna akan mendapat poin dari setiap struk belanja yang mereka unggah.
Poin terkumpul dapat ditukarkan dengan berbagai hadiah-hadiah menarik seperti handphone Samsung, produk elektronik dan voucher belanja. Sementara di fitur ShooperChef, tersedia berbagai macam resep yang dibagikan oleh sesama pengguna dan Shooper akan carikan harus ke mana untuk membeli bahan-bahan resep dengan harga termurah