Siswa Sekolah Dasar didampingi orang tua melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan sistem daring pada hari pertama tahun ajaran baru 2020-2021 di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (13/7/2020). Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Pendidikan menginstruksikan sekolah untuk melakukan sistem PJJ di awal tahun ajaran baru hingga September mendatang sebagai antisipasi penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah. ANTARA FOTO/Feny Selly
Health

Belajar dari Rumah, Orangtua Perlu Perhatikan Screen Time Anak

Mutiara Nabila
Senin, 20 Juli 2020 - 15:04
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi Covid-19 membuat kegiatan anak-anak dan orangtua jadi harus dilakukan sepenuhnya di dalam rumah. Orangtua diharapkan tetap memperhatikan penggunaan gawai pada anak di tengah kesibukan bekerja.

Dr. dr. I Gusti Ayu Trisna Windiani, SpA(K) dari RSUP Sanglah Denpasar mengatakan dari momentum pandemi Covid-19,  semestinya bisa digunakan orangtua untuk lebih ketat mengawasi tumbuh kembang anak.

“Dengan belajar dari rumah, screen time-nya akan lebih banyak. Kalau orangtua tidak bisa mengontrol, anak akan menghabiskan waktu berjam-jam di depan gadget atau TV. Dengan ini anak akan bisa kecanduan,” kata Trisna.

Belum lagi di TV ada program-program yang mengandung unsur kekerasan. Oleh karena itu, dari sisi konten, orangtua juga harus berperan penuh menyaring dan mendampingi anak terkait dengan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilihat.

“Kalau sampai kecanduan nanti dampak psikologisnya banyak, anak bisa stres, jenuh, bisa jadi depresi dan sebagainya,” ungkap Trisna.

Dia menyebut, untuk anak-anak yang belum usia sekolah dan belum betul-betul perlu menggunakan gawai, agar tidak menggunakannya atau pakai maksimal 1-2 jam sehari.

Menurutnya, dengan seluruh keluarga berkumpul di rumah saat pandemi harus dijadikan momentum memacu tumbuh kembang anak dengan stimulasi positif.

Adanya pembatasan sosial, belajar di rumah, diharapkan bisa menjadi waktu untuk berkomunikasi dan interaksi dengan anak. Dengan demikian, untuk anak batita atau balita yang sedang belajar bicara juga lebih terstimulasi dari sisi bahasa, sehingga bisa lebih lancar bicara.

“Stimulasi bisa dilakukan dnegan mengajak anak ikut andil dalam kegiatan yang kita lakukan sehari-hari sesederhana mencuci baju atau masak. Kita kan punya waktu untuk melakukan family interest, yang dulunya enggak pernah masak jadi masak, enggak pernah berkebun jadi berkebun,” imbuhnya.

Adapun stimulasinya tetap harus mengikuti prinsip berikut:

1.     Diberikan dengan penuh kasih sayang,

2.     Memperhatikan/peka terhadap anak, apa yang mereka inginkan.

3.     Memberikan stimulasi di semua sektor perkembangan

4.     Dengan menggunakan alat mainan edukatif

5.     Stimulasi sesuai dengan usianya.

6.     Harus konsisten, setiap hari untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Nancy Junita
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro