Virus corona ketika dicek dengan mikroskop/harvard.edu
Health

Pria di Hong Kong Kembali Terinfeksi Covid-19, WHO Sebut Ada 2 Versi Virus Corona

Desyinta Nuraini
Selasa, 25 Agustus 2020 - 19:16
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi ada dua versi berbeda dari virus corona setelah mengetahui ada seorang pria di Hong Kong yang terinfeksi kembali virus ini.

Dilansir dari Express UK, Selasa (25/8/2020), peneliti WHO Dr Margaret Harris mengatakan infeksi ulang yang dikonfirmasi di Hong Kong menimbulkan pertanyaan mengenai berapa lama seseorang kebal dari virus corona pasca terinfeksi.

"Jadi ini pertama kalinya kami melihat dengan sangat jelas dua versi berbeda dari virus corona yang sama," ujarnya.

Namun memang ini baru satu dari 23 juta kasus Covid-19 di dunia. Belum bisa digeneralisir apakah memang infeksi kembali virus corona terjadi pada semua mantan pasien.

"Jadi, meskipun kami berharap hal itu bisa terjadi, tidak jelas apakah ini adalah sesuatu yang mungkin terjadi pada banyak orang," tuturnya.

Harris berharap agar pengawasan yang ketat dilakukan oleh otoritas Hong Kong terhadap hal ini. Pasalnya hingga kini para peneliti belum memiliki pengetahuan cukup tentang berapa lama kekebalan terhadap Covid-19 bertahan pada mantan pasien atau apakah itu bertahan lama pada banyak orang. "Jadi pertanyaan itu tetap terbuka," imbuhnya.

Awal pagi ini Profesor Hung dari Universitas Hong Kong mengatakan kepada BBC bahwa meskipun seseorang pernah terinfeksi sebelumnya, itu tidak berarti mereka terimunisasi dari virus seumur hidup.

Setiap orang berisiko mengalami infeksi kedua, atau bahkan ketiga.

Akibatnya, vaksinasi sangat penting juga langkah-langkah pengendalian infeksi, termasuk memakai masker dan menjaga jarak sosial.

Profesor Peter Openshaw, seorang anggota tim penasihat ilmiah pemerintah Inggris menambahkan infeksi kedua hanya terdeteksi pada pemeriksaan bandara dan dia sebenarnya orang tersebut tidak memiliki gejala apapun.

"Jadi mungkin saja dia memiliki perlindungan terhadap penyakit saluran pernapasan yang lebih parah," ssbutnya.

Brendan Wren, profesor patogenesis mikroba, di London School of Hygiene and Tropical Medicine mengatakan seharusnya infeksi ulang tidak meniadakan dorongan global untuk mengembangkan vaksin Covid-19.

"Diharapkan bahwa virus akan bermutasi secara alami dari waktu ke waktu," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro