Bisnis.com, JAKARTA - Sakit tenggorokan bisa menyerang segala usia. Mulai dari balita hingga manula.
Dokter Umum dari RSAB Harapan Kita dr. Septarina Asri Setyawati mengatakan sakit tenggorokan bisa disebabkan karena bakteri dan virus, umumnya virus influenza.
Ketika flu, produksi lendir akan meningkat. Lendir isinya bisa virus dan kuman. Tidak semua lendir keluar melalui lubang hidung, namun ada juga yang melalui tenggorokan dan akhirnya menyebabkan peradangan.
"Batuk juga biasanya menyebabkan udara di tenggorokan menjadi kering dan bisa menyebabkan inflamasi sehingga menyebabkan rasa perih dan tidak nyaman," jelasnya dalam diskusi online, Rabu (9/8/2020).
Sakit tenggorokan juga bisa dipicu dari kebiasaan buruk seperti merokok atau minum-minuman beralkohol. Kemudian karena seseorang menjadi perokok pasif, alergi, penyakit penyerta, Gerd, sinusitis, HIV, dan paparan kimia.
Biasanya sakit tenggorokan ditandai rasa gatal dan nyeri saat menelan. Bisa disertai demam atau meriang, bersin, pilek, batuk, atau membengkaknya kelenjar getah bening di leher.
Septarina menyebut untuk penanganan awal sakit tenggorokan, lebih baik memperbanyak konsumsi air putih minimal 2 liter per hari. Sebab ketika sakit, tenggorokan cenderung kering. "Air putih melembabkan area tenggorokan. Sehingga radang atau iritasi tidak berlanjut," imbuhnya.
Bagaimana dengan air dingin? Menurutnya apabila penderita tidak alergi, mengonsumsi air dingin juga cukup baik karena bersifat melegakan tenggorokan.
"Ketika sakit tenggorokan radang, dengan air dingin memberikan efek mati rasa dan akhirnya nyeri hilang. Tapi yang dianjurkan kalau bisa air hangat dicampur madu dan lemon yang bersifat antiradang," tuturnya.
Kemudian langkah lain untuk mengatasi sakit tenggorokan yakni menghindari asap rokok, berkumur dengan air garam yang bersifat menyapu lendir, mengonsumsi makanan hangat dam berkuah.
"Konsumsi permen pereda tenggorokan yang mengandung mentol, peppermint, atau eucalyptus," tukas Septarina.