Ilmuwan melakukan test sampel Covid-19 di dalam laboratorium di Dinas Kesehatan New York City, Amerika Serikat, Kamis (23/4/2020)./ANTARA-REUTERS-Brendan McDermid
Health

5 Negara Tertinggi Kasus Covid-19, dan Cara Mereka Menghadapinya

Syaiful Millah
Senin, 14 September 2020 - 12:32
Bagikan

Amerika Serikat

Kasus Covid-19 pertama di Amerika Serikat dilaporkan pada 20 Januari dan negara resmi menyatakannya sebagai darurat kesehatan masyarakat pada akhir bulan yang sama. Pembatasan penerbangan dilakukan kkhuhsusnya dari China, tapi penanganan dalam negerinya tak optimal.

Penanganan yang lamban membuat Amerika Serikat memiliki lonjakan kasus yang tinggi, ketika pemerintah mulai memberlakukan pengujian dalam jumlah besar. Hal ini dilaporkan telah membebani fasilitas kesehatan lantaran banyaknya kasus positif dalam waktu singkat.

Pandemi diperparah dengan sikap awal presiden Donald Trump yang terlalu menggampangkan kondisi. Hingga akhirnya pada pertengahan Maret, dia resmi mengumumkan keadaan darurat nasional. Associated Press ketika itu melaporkan Trump mulai membeli peralatan medis dalam jumlah besar dan pemerintahan mengarahkan industri untuk memproduksi peralatan medis.

Upaya AS untuk memahami pandemi juga dilakukan dengan pengetesan seluruh warganya. Berdasarkan data analisis dari Covid Tracking Project, AS telah melakukan pengujian harian kepada sekitar 665.000 orang pada Juli, adapun pada September angkanya sebesar 733.000 pengetesan per hari.

Selain itu, upaya pelacakan kontak juga dilakukan. Sayangnya, laporan menyebutkan bahwa pendanaan untuk pelacakan di negara adidaya itu belum mencukupi dan ini menjadi permasalahan global, termasuk bagi negara-negara maju yang tetap menghadapi tantangan besar terkait pelacakan kontak.

Kongres AS menyatakan telah mengalokasikan US$631 juta untuk program pengawasan kesehatan negara bagian dan lokal. Akan tetapi, Johns Hopkins menyebut bahwa diperlukan lebih banyak biaya yakni sekitar US$3,6 miliar. Biaya akan meningkat seiring jumlah infeksi dan pelacakan kontak bakal makin sulit.

San Francisco CBS pada Juli lalu melaporkan bahwa pada bulan yang sama, hanya empat negara bagian yang menggunakan aplikasi pelacakan kontak sebagai bagian dari strategi untuk mengontrol transmisi. Sementara, para pejabat khawatir bahwa masyarakat berpenghasilan rendah akan makin tertinggal dalam upaya pelacakan kontak ini.

Dengan banyaknya jumlah kasus yang ada, fasilitas kesehatan di seluruh negara Amerika Serikat sempat mengalami kewalahan, terutama pada periode April. Ketika itu, sejumlah kota melaporkan tidak memiliki cukup mesin dialisis, kekurangan cairan untuk operasi mesin, dan kekurangan perawat.

Masalah pasokan fasilitas medis juga masih muncul hingga Agustus 2020, ketika kasus infeksi di negara tersebut kembali naik pasca pembukaan kembali aktivitas ekonomi publik. Pada bulan lalu, BNN Bloomberg melaporkan 42 persen perawat mengalami kekurangan apd dan 60 persen perawat mengenakan peralatan sekali pakai selama 5 hari atau lebih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Syaiful Millah
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro