Bisnis.com, JAKARTA -- Totalitas masyarakat Korea Selatan mempopulerkan produk makanan khas mereka di dunia menjadi pemicu cepatnya pertumbuhan industri kreatif sektor kuliner negeri itu.
Pecinta film drama Korea tentu tak asing lagi dengan sejumlah menu masakan khas Korea yang kerap muncul dalam film. Sebut saja misalnya; kimchi, ramen, bulgogi, tteokbokki, jjangmyeon, dan bibimbap.
Sejumlah menu masakan ini mudah mengumbar rasa lapar terutama ketika Anda sering terpapar film Korea, rasa penasaran jadi membuat Anda ingin mencicipinya.
Kini, ada sejumlah pasar swalayan yang menyediakan produk-produk makanan Korsel cepat saji. Dalam pantauan Bisnis.com, Senin (21/9/2020), GS Supermarket adalah salah satu pasar swalayan asal Negeri Ginseng yang menjual banyak produk makanan Korsel.
Menurut Pakar Kuliner William Wongso tak hanya drama Korea yang membuat masakan Korea cepat populer di Indonesia. Buktinya, banyak masakan Korea Selatan yang selama pandemi ini bisa cepat viral di media sosial, sebut saja Dalgona Coffee dan Korean Garlic Cheese Bread.
William menyebut, industri kuliner Korea cepat tumbuh karena totalitas diaspora Korea Selatan di luar negaranya mempopulerkan masakan asli mereka.
Orang Korea Selatan juga dengan cepat melihat pertumbuhan tren tersebut sebagai peluang ekspor produk kuliner Korea Selatan ke berbagai negara.
“Mereka [orang Korea Selatan] itu total, sebelum drama Korea menjamur saja sudah banyak restoran Korea tersebar di Indonesia. Mereka juga totalitas membangun perusahaan semacam supermarket yang menjual ragam produk Korea Selatan,” ujar William kepada Bisnis, Senin (10/8/2020).
Sebaliknya, cara ekspansi dan peran orang Indonesia di luar negeri dalam mempopulerkan masakan khas Indonesia belum sekuat orang Korea.
Beberapa penyebabnya, orang Indonesia pada suatu negara pun tidak cukup dominan untuk membentuk komunitasnya. Berbeda dengan orang Korea Selatan atau China yang pada suatu negara sudah bisa membentuk komunitas misalnya dengan membentuk Korean Town, atau China Town.
Dia pun menyebut, sejumlah chef asal Indonesia tidak semua konsisten dalam memperkenalkan masakan khas Indonesia ke luar negeri. Sebagian besar masih sering mengeksplorasi masakan luar negeri misalnya dari Eropa, Amerika, dan Jepang.
“Seharusnya orang Indonesia yang di luar negeri bisa memulai hal kecil dengan mempopulerkan masakan Indonesia seperti yang dilakukan orang Korea di Indonesia,” sambungnya.
Faktor lainnya, masakan Korea Selatan sangat mudah diterima di Indonesia karena cita rasa yang dihadirkan mirip dengan masakan Indonesia. Misalnya saja; masakan Indonesia umumnya pedas, asin, asam, dan harum. Sejumlah kriteria ini juga ada pada masakan khas Indonesia.
“Ini juga jadi faktor yang membuat orang Indonesia suka masakan Korea,” ungkapnya.
Penetrasi budaya Korea Selatan lewat industri film dan media sosial juga harus diimbangi dengan penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM).
Menurut William, untuk bisa memperkuat kuliner Indonesia di kancah luar negeri, pemerintah harus serius memperkuat pendidikan kuliner di Indonesia.
Pendidikan atau sekolah kuliner tersebut harus memperkuat pemahaman dan kreativitas terhadap masakan asli Indonesia. Dengan kapasitas yang mumpuni, pakar kuliner atau chef Indonesia pun bisa lebih optimal dalam mempopulerkan masakan asli Korea.
Selain itu, dalam mendorong kuliner Indonesia sebagai aspek pariwisata, penting bagi pemerintah memperkuat pemahaman kuliner dan sejarah pariwisata Indonesia kepada pada pemandu wisata atau tour guide.
Dengan peningkatan kapasitas dari para pemandu wisata, informasi yang dibutuhkan oleh para pendatang bisa lebih optimal.
“Dengan begitu kalau kerja di luar negeri pun, mereka punya pengetahuan dan kemampuan yang mumpuni mempopulerkan kuliner dan wisata di Indonesia,” ujar William.