Bisnis.com, JAKARTA - Aplikasi akomodasi, OYO, telah membukukan lebih dari 5,5 juta pemesanan selama dua tahun beroperasi, dan membuka lebih dari 20 ribu lapangan pekerjaan di bidang hospitality.
Guna memperkuat komitmen lokal, pihak manajemen OYO menunjuk Agus Hartono Wijaya sebagai Country Head baru. Adapun penunjukkan ini sekaligus memperkuat komitmen OYO dalam menggunakan pendekatan lokal di seluruh wilayah operasional bisnisnya.
Sebelumnya, Agus telah berkarir di OYO Indonesia sebagai Country Business Development Head selama hampir dua tahun sebelum akhirnya didapuk sebagai Country Head Indonesia menggantikan Eko Bramantyo.
Agus menjelaskan, Selasa (20/10/2020), selama kurang lebih 2 tahun berkiprah di industri hospitality Indonesia, OYO berhasil mencapai lebih dari 3.000 properti dan 45.000 kamar yang tersebar di lebih dari 150 kota di penjuru Indonesia.
Agus pun menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada 3,3 juta tamu setia OYO Indonesia, mitra-mitra OYO, juga para OYOpreneurs atas kepercayaannya sehingga OYO mampu tumbuh sebagai akomodasi favorit di Indonesia.
"Menandai tahun kedua ini, kami akan terus menyempurnakan seluruh ekosistem kami sehingga dapat menghadirkan pelayanan lebih baik dan inovatif bagi para tamu, serta memberikan nilai tambah serta hasil yang terbaik bagi mitra pemilik aset dan karyawan kami,” ungkap Agus.
Turut memberikan apresiasi dan ucapan selamat atas 2 tahun kehadiran OYO di Indonesia, Wakil Ketua Komisi X DPR-RI, Dede Yusuf, S.T, M,IPol. mengatakan bahwa sistem budget accommodation yang digunakan OYO dengan konsep modern, bersih dan aman telah membantu pergerakan sektor wisata selama kehadirannya di Indonesia dua tahun terakhir ini.
"Sebetulan saya secara pribadi juga bekerjasama dengan OYO, dan ada peningkatan 20-30 persen pendapatan dalam 3 bulan terakhir setelah sebelumnya turun 80 persen karena pandemi," ungkapnya.
Dede berharap ke depannya, pemerintah setempat juga tengah merencanakan wellness tourism dan sport tourism untuk mendorong pertumbuhan turis domestik maupun internasional di Indonesia.
"Tentu saja, kita harus mempersiapkan dan melengkapi added value berupa rasa aman dan nyaman untuk para turis tersebut." tambah Dede.
Fadjar Hutomo, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga melihat tingginya potensi segmen hotel bujet di Indonesia.
"Segmen budget memiliki opportunity yang sangat besar. Dalam situasi seperti ini, protokol kesehatan dan inovasi adalah kuncinya.”, ungkap Fadjar.
Meski pandemi yang terjadi di tahun 2020 menekan industri hospitality secara signifikan, Agus mengaku OYO masih mampu merespon dengan memperkuat operasional di skala lokal, serta memberikan pengalaman menginap lebih aman, seamless, dan contactless.
Komitmen ini diwujudkan melalui beberapa inisiatif seperti Sanitized Stay; termasuk fitur check-in dan check-out tanpa sentuhan, serta integrasi e-wallet OVO dan Go-Pay di aplikasi OYO. Fitur-fitur ini memastikan penerapan protokol kesehatan dan keselamatan dalam operasional hotel secara komprehensif mulai dari proses check-in hingga check-out.
Sementara dari sisi inovasi produk, OYO juga telah meluncurkan brand Kopi Cinta sebagai lini bisnis hospitality baru OYO di luar akomodasi, serta berkolaborasi dengan Simas Insurance dan Qoala untuk menghadirkan proteksi asuransi bagi para tamu yang menginap di hotel OYO. Bl
Berbagai peningkatan layanan dan inovasi produk tersebut sejalan komitmen OYO untuk terus memberikan rasa aman dan tenang bagi konsumen, serta membantu bisnis mitra hotel untuk dapat terus berjalan di tengah pandemi.
Selain peningkatan dari sisi produk dan pelayanan, OYO juga aktif berpartisipasi dalam upaya penanggulangan pandemi COVID-19 di Indonesia, salah satunya alokasi dana sebesar sebesar US$200.000 atau setara Rp2,7 miliar untuk membantu para mitra pemilik aset di Asia Tenggara.