Bisnis.com, JAKARTA – Coca-Cola mengumumkan akan menghentikan produksi 200 jenis minuman yang mana nantinya sudah tidak lagi dipasarkan kepada konsumen.
Dilansir dari CNN, Jumat (23/10/2020), laporan atas keputusan ini terjadi karena Coca-Cola mencatatkan penurunan penjualan 4 persen terutama pada volume pasar di Asia Pasifik akibat Covid-19 yang mana memberlakukan aturan restriktif seperti di India dan Jepang.
Perusahaan mengatakan akan fokus pada produk minuman yang mencatatkan keuntungan tinggi. Chairman dan CEO Coca-Cola, James Quincey mengatakan merk minuman yang akan dihentikan produksinya adalah jenis yang punya pangsa pasar kecil, dan penjualan mereka hanya mencatatkan 2 persen dari total pendapatan perusahaan.
Dengan mengurangi jumlah produksi, Coca-Cola akan lebih fokus pada produk yang lebih sehat misalnya Coca-Cola Zero Sugar, Topo Chico Hard Seltzer, Coca-Cola Energy, dan AHA flavoured sparkling water. Kondisi ini mengakibatkan para pekerja Coca-Cola di India juga akan permanen bekerja dari rumah dan terkena pemutusan hubungan kerja.
Awal bulan ini, perusahaan juga mengatakan akan menyeleksi sejumlah produk yang mencatatkan kinerja rendah sampai dengan 31 Desember 2019 lalu. Beberapa di antaranya termasuk TaB diet soda dan ZICO coconut water di Amerika Serikat. Beberapa produk lain yang sedang berjalan di Amerika Serikat adalah Odwalla, yang diluncurkan pada Juli, Coca-Cola Life, dan Diet Coke Feisty Cherry, yang juga diproduksi di sejumlah kawasan dengan jenis Northern Neck Ginger Ale dan Delaware Punch.
Cath Coetzer, Kepala Inovasi Global dan Pemasaran Operasional Coca-Cola menambahkan, keputusna ini bukan tentang menggabungkan sejumlah produk dengan pencatatan penjualan yang spesifik. Tujuan perusahaan mengambil langkah ini adalah untuk mendorong pertumbuhan dan dampak yang lebih besar bagi bisnis perusahaan.
“Kondisi ini adalah tentang menjamin keberlanjutan perusahaan melayani konsumen dengan menjadi lebih intense dan memilih untuk efisien dari sisi investasi dan sumber daya, dan tentu penting untuk mengidentifikasi produk yang sudah tidak relevan,” terangnya.