Bisnis.com, JAKARTA – Asupan gizi yang berkualitas menjadi kunci penting dalam menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh di masa pandemi ini, salah satunya dengan mengonsumsi daging ayam sebagai sumber protein hewani.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertaian Nasrullah mengatakan sangat penting mememenuhi asupan gizi terutama di masa pandemi Covid-19. Daging ayam sebagai sumber protein hewani dengan kandungan gizi yang baik dan terjangkau bisa menjadi salah satu asupan makanan agar imun tubuh meningkat.
‘’Menjaga pola makan dengan asupan gizi yang seimbang penting dilakukan sebagai upaya menjaga daya tahan tubuh di tengah pandemi. Mengkonsumsi daging ayam merupakan bagian dari upaya meningkatkan daya tahan tubuh karena gizinya dapat meningkatkan kekebalan tubuh,” ujarnya dalam webinar kampanye Gemar Makan Ayam (Gemaya), Senin (26/10/2020).
Sayangnya, konsumsi daging ayam di Indonesia terbilang masih rendah dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, konsumsi daging di Indonesia hanya 12,79 kg per kapita per tahun sedangkan di Malaysia bisa mencapai 38 kg per kapita per tahun. Kondisi ini menyebabkan pasokan daging ayam di Indonesia jadi berlebih.
“Produksi daging ayam di Indonesia mencapai 3 juta ton sedangkan kebutuhan di Indonesia 2,2 juta ton sehingga ada kelebihan pasokan 80.000 ton,” ujarnya dalam
Untuk itu perlu kerja sama dari berbagai pihak untuk membuat sosialisasi yang mendorong masyarakat untuk gemar mengonsumsi daging ayam sebagai sumber protein hewani. Salah satunya melalui kampanye Gemaya yang diluncurkan Kementerian Pertanian yang juga diharapkan dapat membantu kelangsungan bisnis peternak ayam di seluruh Indonesia.
“Semoga Gemaya bisa jadi momentum awal dari gerakan peningkatan gizi masyarakat menuju geerasi emas sekaligus untuk menjaga daya imun masyarakat menghadapi pandemi,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia Hardiansyah mengatakan bahwa ayam sebagai sumber protein hewani juga dapat menjadi asupan yang penting dalam mengatasi permasalahan gizi di Indonesia.
Menurutnya, stunting menjadi salah satu persoalan yang terjadi karena kurangnya asupan gizi, terutama untuk anak-anak. “Masalah gizi ini masih menjadi persoalan di Indonesia karena kurangnya asupan makanan yang bergizi kualitas termasuk sumber protein salah satunya ayam,” tuturnya.
Selain untuk meningkatkan konsumsi ayam di masyarakat, kampanye Gerakan Makan Ayam ini juga diharapkan dapat membantu kelangsungan bisnis para peternak ayam di seluruh Indonesia, apalagi di tengan masa pandemi Covid-19 ini. Pasalnya, ketika konsumsi ayam rendah, harga jualnya pun jadi menurun sehingga berdampak pada peternak ayam.
Rantai Dingin
Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Rakhmat Nurianto mengatakan Gemaya bisa menjadi solusi jangka panjang untuk menolong peternak ayam yang sedang terpuruk.
Selain itu, Gemaya menurutnya juga menghadirkan opsi-opsi jawaban baru dari masalah tersebut dengan mengoptimalisasi tata niaga ayam ras melalui rantai dingin (cold chain). Proses pengaturan suhu yang tidak terputus, mulai dari pemotongan, penyimpanan hingga konsumsi.
Menurutnya, para peternak harus bisa beradaptasi dengan proses ini untuk ke depannya bisa menyimpan pasokan berlebih. Rantai beku tersebut juga dapat menjadi solusi alternatif yang efektif karena daging ayam bisa bertahan lebih lama.
“Ayam beku utuh dalam kondisi mentah dapat disimpan hingga 12 bulan. Potongan daging ayam beku mentah dapat disimpan sekitar 9 bulan. Bagia dalam atau jeroan mentah dapat disimpan dalam kondisi beku hingga 3-4 bulan sedangkan ayam matang yang dibekukan dapat bertahan sekitar 4 bulan,” terangnya.