Bisnis.com, JAKARTA--Permintaan paspor dan residensial international global mengalami peningkatan secara year on year di tengah pandemi.
Dilansir dari Express UK, Nigel Green, Pendiri dan CEO deVere Group, mengungkapkan pihaknya mencatat permintaan paspor kedua, kewarganegaraan, dan tempat tinggal di luar negeri mengalami peningkatan hingga 50 persen secara year on year.
"Saat-saat yang sangat tidak biasa ini telah memicu lonjakan permintaan untuk paspor kedua," katanya, Rabu (2/12/2020).
Dia menambahkan pandemi Covid-19 telah membuat orang sangat fokus pada hal-hal yang benar-benar penting bagi individu, seperti keluarga, kebebasan, dan keamanan.
Mayoritas pertanyaan tentang paspor kedua, kewarganegaraan, dan tempat tinggal datang dari individu berpenghasilan tinggi dari Amerika Serikat, India, Afrika Selatan, Rusi, Timur Tengah, dan Asia Timur yang mencari alternatif seperti di Eropa.
Sebelumnya, paspor kedua, kewarganegaraan, atau tempat tinggal di luar negeri dianggap oleh banyak orang sebagai barang mewah, simbol status seperti kapal pesiar, supercar, dan karya seni asli.
Kini, hal tersebut mengalami pergeseran meskipun masih ada yang menganggapnya sebagai barang mewah. Pergeseran ini dapat terjadi akibat pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia.
"Sekarang, kewarganegaraan kedua atau tempat tinggal di luar negeri makin menjadi tidak hanya 'menyenangkan untuk dimiliki sebagai aksesori', tetapi harus dimiliki," katanya.
Alasannya bisa karena alasan pribadi seperti untuk tetap bersama orang yang dicintai di luar negeri atau dapat mengunjungi mereka, atau untuk alasan bisnis. Saat ini, makin banyak orang yang mencari cara untuk mengamankan kebebasan bergerak karena harus menghadapi pembatasan perjalanan yang biasanya berdasarkan kewarganegaraan.
