Bisnis.com, JAKARTA - Ketika perlombaan global untuk memproduksi Vaksin-19 berlanjut, China tak bisa dipungkiri merupakan salah satu pemain terdepan. Salah satu perusahaannya yakni Sinovac telah merambah pasar luar negeri, termasuk Indonesia.
Berikut ini adalah sejumlah hal yang perlu diketahui terkait vaksin dari perusahaan China yang dikenal dengan sebutan CoronaVac tersebut.
Perbedaan vaksin Sinovac dengan vaksin lain
CoronaVac adalah vaksin yang tidak aktif, bekerja dengan menggunakan partikel virus yang telah dimatikan untuk mengekspos sistem kekebalan tubuh terhadap virus tanpa menimbulkan risiko respons penyakit serius.
Sementara itu vaksin lain seperti yang dikembangkan Moderna dan Pfizer merupakan vaksin mRNA, yang berarti bagian dari kode genetik virus corona disuntikkan ke dalam tubuh, memicu tubuh membuat protein virus yang cukup untuk melatih sistem kekebalan.
Di atas kertas, salah satu keunggulan utama vaksin Sinovac adalah dapat disimpan di lemari es standar pada suhu 2 sampai 8 derajat Celcius. Sama seperti vaksin dari Oxford dan AstraZeneca yang dibuat dari rekayasa genetika virus.
Sementara vaksin Moderna perlu disimpan pada suhu minus 20 derajat Celcius dan vaksin Pfizer harus disimpan pada suhu minus 70 derajat Celcius, yang akan lebih menyulitkan proses distribusi dan penyimpanan.
Seberapa Efektif Vaksin Sinovac?
Berdasarkan jurnal ilmiah yang diterbitkan di The Lancet, hasil uji coba pada 144 peserta dalam uji coba fase satu dan 600 peserta dalam uji coba fase dua menunjukkan bahwa vaksin CoronaVac cocok untuk penggunaan darurat.
Juru bicara Sinovac menyebut hingga kini masih belum diketahui kemanjuran dari vaksin tersebut. Adapun, angka 97 persen yang sempat ramai dibicarakan mengacu pada tingkat serokonversi yang terpisah pada kemanjuran vaksin.
Sinovac tengah melakukan uji coba Tahap akhir di Brasil sejak awal Oktober. Uji coba itu sempat dihentikan sementara pada November ketika ada laporan kematian sukarelawan, tetapi ditemukan bahwa itu tidak terkait dengan vaksin.
Di Brasil, mitra Sinovac yaitu The Butantan Institute mengharapkan pihaknya dapat mempublikasikan hasil uji coba akhir sebelum 15 Desember mendatang. Sementara itu, Indonesia sudah menerima 1,2 juta vaksin tetapi masih menunggu izin penggunaan.
Berapa dosis vaksin yang dihasilkan setahun?
Media pemerintah China melaporkan bahwa Sinovac akan mampu memproduksi 300 juta dosis setahun di pabrik produksi seluas 20.000 meter persegi yang belum lama ini dibangunnya.
Sama seperti semua vaksin lainnya, CoronaVac membutuhkan dua dosis yang berarti saat ini hanya mampu menginokulasi 150 juta orang per tahun, atau sekitar sepersepuluh populasi China.
Selain itu, vaksin Sinovac juga telah mengirimkan dosis nya kesejumlah negara termasuk Indonesia dan perusahaan telah mendapatkan kesepakatan strategis dengan negara lain termasuk Turki, Brasil, dan Chili.
Adapun, hingga saat ini masih belum jelas berapa biaya yang akan dikenakan untuk setiap dosisnya, tetapi awal tahun depan diperkirakan vaksin akan tersedia dengan harga sekitar 400 Yuan di China.
Sementara itu, Bio Farma yang merupakan perusahaan milik negara memperkirakan bahwa vaksin tersebut akan dijual dengan harga Rp200.000 di dalam negeri. Harganya masih lebih tinggi dibandingkan vaksin Oxford dengan harga US$4 per dosis tetapi lebih rendah ketimbang Moderna dengan US$33 per dosis.