Kanker usus besar./UGM
Health

Awas Kanker Kolorektal, Bersarang di Usus Besar

Desyinta Nuraini
Senin, 4 Januari 2021 - 09:30
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kanker menjadi salah satu penyakit yang berisiko pada kematian hingga saat ini. Apalagi jika kanker tersebut sudah masuk pada stadium 4, mereka bisa menyebar ke organ atau jaringan tubuh lainnya dan sulit dikendalikan alias metastasis.

Ada beragam jenis kanker yang bisa menyerang manusia, salah satunya kanker kolorektal. Menurut data Globocan, 2018, di dunia diperkirakan kanker kolorektal menjadi jenis kanker keempat terbanyak diderita masyarakat setelah kanker paru, payudara, dan serviks. Sedangkan di Indonesia, menempati posisi tertinggi kedua penyebab kematian pada pria dengan jumlah kasus mencapai  30.017 (8,6 persen).

Dokter Bedah Digestif di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, dr. Wifanto Saditya Jeo, mengatakan kanker ini biasanya ditemukan pada usia 50-70 tahun. "Tetapi pada akhir-akhir ini juga menyerang usia lebih muda," ujarnya beberapa waktu lalu.

Kanker usus besar ini bermula dari polip jinak yang kemudian berkembang menjadi ganas dan tumbuh tidak terkendali. Paling sering ditemukan di daerah rektum atau bagian kecil paling akhir dari usus besar sebelum anus, kemudian juga ditemukan di sigmoid alias bagian dari usus besar yang paling dekat dengan rektum dan anus.

Menurut Kementerian Kesehatan, rata-rata waktu yang dibutuhkan dari polip di usus besar normal hingga akhirnya menjadi kanker adalah 10 hingga 15 tahun, tetapi dapat lebih cepat ataupun lambat tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhi.

Faktor genetik dan lingkungan diketahui berperan penting dalam proses terjadinya kanker. Pada kanker kolorektal, faktor lingkungan memiliki peranan yang besar terutama berhubungan dengan pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat.

Wifanto menuturkan biasanya pasien dengan kanker ini datang terlambat, yakni ketika kanker sudah masuk dalam stadium 3 ataupun 4. Oleh karena itu, deteksi dini menjadi penting. Misalnya tidak menyepelekan saat buang air besar yang bercampur dengan darah dan lendir, pola buang air besar yang berubah seperti diare dan terus berulang dalam beberapa waktu, atau saat merasa ada benjolan di perut dan anus.

Gejala-gejala tersebut harus segera diperiksakan ke dokter untuk ditangani lebih lanjut. "Untuk deteksi dini perlu lakukan pemeriksaan, bisa dilakukan dari kotoran atau feses dengan tes darah samar dan kolonoskopi pada kelompok usia risiko tinggi," jelas Wifanto.

Lebih lanjut dia mengatakan stadium kanker kolorektal tergantung temuan dan biasanya dikelompokkan menjadi TNM berdasarkan standar internasional. T menggambarkan tumor primer adalah segi tumor menembus lapisan otot atau lapisan paling luar, N menggambarkan keterlibatan nodus limfatik atau menunjukkan kelenjarnya, biasanya diambil 12 kelenjar. Sementara M yakni kalau sudah menyebar ke jaringan organ lebih jauh atau mengalami metastasis.

"Pilihan pengobatan bisa pembedahan, bisa kombinasi dengan kemoterapi atau radioterapi, tergantung stadium yang ditemukan pada pasien, biasanya ini dibahas tim dan dokter yang menangani," sebut Wifanto.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro