Bisnis.com, JAKARTA - Hasil uji klinik vaksin inactivated produk PT Sinovac yang diberi nama Coronavac, menunjukkan paling optimal bila jarak suntikan adalah 28 hari, baik pada dewasa (18-59) maupun lansia (>60 tahun).
Namun, menurut Epidemiolog UNS Tonang Dwi Ardyanto, mengingat kondisi pandemi, dicoba pada dewasa, ternyata pemberian berjarak 14 hari masih mampu membentuk antibodi. Maka pada Dewasa dapat diberikan dengan jarak 14 hari.
"Pada lansia, sampai saat diajukan ijin penggunaan, data yang ada baru optimal bila jeda 28 hari. Masih belum ada laporan, apakah tetap bisa terbentuk antibodi bila diberikan dengan jeda lebih singkat," ujarnya dikutip dari akun facebook pribadinya.
Dia memaparkan, pada lansia dapat dipahami bahwa respon imun lebih lambat, perlu waktu lebih untuk membentuk antibodi.
"Saat ini kita belum memiliki mekanisme Catch-up (mengejar ketinggalan atau di luar jadwal seharusnya) maupun booster (suntikan penguat). Maka bila pada saat terjadwal, ternyata ada hambatan, maka prinsipnya adalah diberikan secepat-cepatnya," tambahnya lagi.
Selain itu, dia juga mengatakan untuk tercapainya antibodi optimal, adalah 28 hari sejak suntikan kedua.