Bisnis.com, JAKARTA - Tes Covid-19 menggunakan saliva atau air liur buatan PT. Kalbe Farma diklaim bisa digunakan sebagai syarat perjalanan.
"Karena sudah dalam KMK 446, kalau untuk perjalanan di dalam negeri bisa digunakan. Kalau keluar negeri, kebijakan masing-masing negara," ujar Direktur PT. Innolab Sains Internasional (KALGen Innolab) Henry Sukardi dalam konferensi pers virtual, Jumat (19/3/2021).
Dia menjelaskan RT-LAMP/InnoLAMP adalah tes molekuler deteksi SARS-CoV-2 yang masuk kategori nucleic acid amplification test (NAAT) bersama dengan RT-PCR dan tes cepat molekuler (TCM) sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 01.07/MENKES/446/2021.
Adapun fungsi tes NAAT Covid-19 adalah sebagai tes konfirmasi, penegakan diagnosa, dan pelacakan kontak.
"InnoLAMP adalah tes molekuler berbasis NAAT yang gunakan saliva atau air liur. InnoLAMP menggunakan kit yang sudah mendapat izin dari Kemenkes," sebut Henry.
Keunggulan yang didapat saat menggunakan produk ini antara lain nyaman karena bisa dilakukan mandiri dan tidak perlu teknik khusus pengambilan sampel. Kemudian akurat karena setara RT-PCR.
Selanjutnya hasil yang didapatkan cepat, kurang dari 9 jam atau memungkinkan pasien menerima hasil di hari yang sama. Serta ekonomis karena biaya pemeriksaan lebih hemat dibandingkan RT-PCR.
Henry lebih lanjut memaparkan InnoLAMP mengambil materi genetik virus seperti halnya RT-PCR. Sementara jika melakukan tes rapid antigen, hanya protein virus yang bisa dideteksi.
Akurasinya pun mencapai 100 persen di sampel CT value kurang dari 27 pada uji kesetaraan.
Adapun alat tes ini bisa digunakan dari anak-anak hingga orang dewasa. Namun Henry menyarankan agar mereka yang ingin menggunakan alat ini berpuasa selama 30 menit agar mendapatkan hasil lebih akurat.
IVD Division Research Manager, Stem Cell, and Cancer Institute Akterono D. Budiyati menambahkan sensitivitas InnoLAMP mencapai 94 persen dan spesifitasnya sebesar 98 persen saya diuji terhadap sampel air liur dan swab individu terduga Covid-19 baik asimptomatik maupun simptomatik.
Alat ini juga mampu membedakan individu terinfeksi SARS-CoV-2 dengan mereka yang tidak mengalami infeksi.
Akte menjelaskan pihaknya melakukan penelitian tes dengan air liur ini mulai pertengahan 2020. Mereka terinspirasi dari para ilmuan Jepang yang sudah lama menggunakan teknologi LAMP pada tahun 2000 untuk mendeteksi berbagai penyakit infeksius seperti MERS-1, malaria, dan TBC.
Selain itu, studi dari Yale School of Public Health pun menyatakan kadar virus Covid-19 pada air liur, sebanding dengan swab hidung atau mulut. Disampaikan pula bahwa spesimen Saliva dari 20 individu positif Covid-19 bisa disimpan di suhu ruang (19 derajat celsius) hingga 5 hari.
"Pengumpulan saliva tidak perlu reagen tambahan seperti swab. Cukup tabung steril tanpa reagen," terangnya.