Bisnis.com, JAKARTA - Bagaimana jika memang suatu saat metode deteksi PCR harus diupgrade? Apakah kita harus khawatir?
Ahli biomolekeuler genomika, Riza Putranto mengatakan untuk tidak perlu khawatir.
"Masih ingat ya, bahwa PCR mendeteksi bagian cetak biru (RNA) virus. Mutasi yang terjadi pada varian SARS-COV-2 mengubah bagian yang dideteksi. Ilmuwan akan melakukan penyesuaian rektifikasi terhadap sistem deteksi PCR," tulisannya pada postingan Instagramnya (@rizaputranto)
Riza menjelaskan Ilmuwan akan menyesuaikan situs pengenalan primer bagian yang bermutasi untuk mendeteksi baik lengan biru maupun coklat. Kedua primer baru dan lama bahkan bisa dipakai bersama-sama untuk mendeteksi kedua varian.
Atau bisa juga, dengan mengkombinasikan deteksi bagian yang bermutasi dan yang tidak. Teknik ini banyak digunakan saat ini untuk mengamankandeteksi varian-varian baru SARS-CoV-2 di dunia.
Bahkan bisa sengaja menggunakan primer lama S dikombinasikan dengan yang lain untuk justru mendeteksi varian baru. Dilakukan UK untuk B117.
Hingga saat ini, seluruh varian SARS-CoV-2 masih bisa dideteksi PCR, berkat pengawasan dan rektifikasi dari ilmuwan di dunia.
Sistem diagnostik untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2 merupakan fondasi penting dalam penanganan wabah.
"Hingga saat ini, seluruh varian SARS-COV-2 masih bisa dideteksi PCR, berkat pengawasan dan rektifikasi dari ilmuwan di dunia," tutupnya.
