Chef Charles Toto
Kuliner

Cerita Chef Charles Toto Memopulerkan Kuliner Tanah Papua

Syaiful Millah
Senin, 29 Maret 2021 - 11:58
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Ada sebuah kejadian yang membuat Charles Toto akhirnya memilih jurusan tata boga sebagai tempatnya belajar, yang membawanya berkiprah di bidang kuliner. Khususnya kuliner tanah Papua. 

Ketika lulus dari sekolah menengah pertama, dia sudah tahu ingin berkiprah di bidang apa. Hukum. Akan tetapi, saat hendak mendaftar di sekolah menengah umum, terjadi kekacauan dari kelompok lain yang tak sengaja juga ikut menyeretnya. 

Dia dianggap terlibat dalam keributan yang terjadi saat itu. Terpaksa dia tidak bisa mendaftar di sekolah yang diinginkan. Tak ingin menunggu kesempatan tahun berikutnya, Charles memutuskan mendaftar di sekolah menengah kejuruan. Jurusan tata boga. 

Pilihan itu, hingga saat tertentu masih menimbulkan banyak tanda tanya baginya. Apakah jurusan tata boga akan membawanya hidup lebih baik ke depan? Ini lah pertanyaan yang terus berdengung di benaknya. 

Terlebih lagi keputusannya menempuh pendidikan di sekolah menengah kejuruan mendapat banyak celaan dari temannya, terutama mereka yang berpendidikan di sekolah menengah umum. Ejekan banci atau panggilan nasi hangus menjadi stigma yang melekat di dirinya. 

Tapi Charles tak ambil pusing. Dia menyadari apa yang didapatkannya di sekolah juga bermanfaat. Hingga setelah lulus, dia bekerja di sebuah hotel di Jayapura. Awalnya hanya menjadi pencuci piring sebelum naik menjadi pembantu juru masak (helper). 

Bekerja di industri perhotelan ketika itu membuka matanya tentang dunia kuliner yang lebih besar. Dari berbagai hal yang ditemukannya, ada satu hal menarik bahwa ketika itu hotel di Papua menampung banyak orang asing dari berbagai negara yang ingin melakukan ekspedisi atau penelitian. 

Mereka akan melakukan perjalanan ke dalam hutan untuk waktu yang lama, rentangnya antara berhari-hari hingga berbulan-bulan. Dari sini lah ketertarikan Charles tentang dunia kuliner alam terbuka muncul. Hal ini tentu berbeda dari pakem kuliner yang ada di sekolah. Oleh karenanya, dia merasa tertantang.

Satu kesempatan tiba. Dia mendapat tawaran dari agen travel untuk menjadi juru masak dan pemandu kelompok penelitian yang akan melakukan ekspedisi beberapa minggu. Charles memutuskan ikut serta. 

"Saya mulai belajar banyak hal tentang apa yang harus dipersiapkan untuk melakukan tur, jenis bahan apa yang diperlukan untuk memasak di alam terbuka, dan sebagainya. Dalam perjalanan ini juga saya menyadari ada banyak bahan dan resep lokal masyarakat Papua yang perlu dilestarikan," katanya, yang dikenal dengan sebutan jungle chef.

Dia kemudian mendirikan komunitas bernama Papua Jungle Chef yang melayani kebutuhan juru masak dan pemandu kelompok tur di tanah Papua. Namun, apa yang dilakukan mereka tak sebatas itu. Ada misi yang ingin dibawa yakni melestarikan dan mengenalkan kuliner lokal seluas-luasnya. 

Untuk itu, Charles secara volunteer mengajarkan orang-orang yang berada di berbagai lokasi wisata atau jelajah tentang kuliner. Bagaimana mengolah bahan makanan yang ada di alam dan juga mengolah makanan yang lebih modern untuk konsumsi para tamu. 

Dia juga bersama komunitasnya saat ini sedang menggalakkan pendataan bahan makanan dan resep lokal khas tiap wilayah di Papua, untuk kemudian mensosialisasikannya lagi kepada masyarakat. Ini dilakukan sebagai upaya pelestarian dan penguatan kuliner di dalam warga Papua sendiri. 

Untuk pengenalan makanan Papua ke level nasional dan internasional dilakukan dengan menyuguhkan sajian lokal kepada para tamu yang datang. Tak sembarang orang, nama besar sekaliber Mick Jagger dan Melinda Gates pernah mengonsumsi makanan Papua dari tangan-tangan Papua Jungle Chef. 

"Apa yang kami dapat dari orang-orang besar itu adalah bahwa mereka sangat menghargai makanan yang disajikan, mereka menghargai bahan organik dan proses membuatnya. Kami senang bisa menyuguhkan makanan lokal ini kepada banyak orang," katanya. 

Charles bercerita apa yang menjadi mimpi besarnya dan komunitasnya adalah memiliki laboratorium makanan (food lab) yang akan menjadi rumah bagi anak Papua melakukan pendataan dan pengembangan kuliner lokal. 

Dia sangat yakin ada banyak makanan andal Papua yang bisa menjadi representasi Indonesia di kancah dunia. Makanan ini juga yang nantinya bakal bercerita lebih banyak tentang budaya tanah Papua ke seluruh penjuru mata angin. 

Penulis : Syaiful Millah
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro