Ilustrasi
Travel

Waspada! Virus Corona Bisa Tersebar di Penerbangan dan Koridor Hotel

Laurensia Felise
Jumat, 9 April 2021 - 16:50
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah studi yang dilakukan di Selandia Baru menunjukkan bahwa virus corona bisa tersebar saat melakukan perjalanan pesawat, di koridor hotel, hingga masuk ke dalam perumahan. Hal ini tetap terjadi sekali pun adanya upaya isolasi dan karantina bagi orang yang mengalami Covid-19.

Dilansir dari CNN, Jumat (09/04/2021), studi yang diunggah di jurnal Emerging Infectious Disease ini dilakukan dengan pelacakan genom secara cermat yang mengindikasi adanya penyebaran virus di antara beberapa pasien dari sembilan kasus, meski upaya tindakan preventif telah dilakukan.

Salah satu dari yang terinfeksi Covid-19 telah melakukan karantina selama 14 hari setelah dievakuasi dari sebuah pesawat jet komersil 747 destinasi India-Selandia Baru pada Agustus 2020 lalu dan yang bersangkutan dinyatakan negatif sebanyak dua kali.

Lainnya terinfeksi saat melakukan perjalanan udara, meski kapasitas pesawat yang terisi hanyalah sepertiga dari kapasitas sebenarnya dan ada jarak di antara para penumpang. Bahkan penerbangan tersebut telah menerapkan protokol kesehatan yakni penggunaan masker selama penerbangan berlangsung.

Para pasien ini kemudian dikarantina di dalam sebuah kamar hotel yang memiliki fasilitas balkon dan kamar mandi pribadi. Tetapi penelitian ini juga mengungkapkan bahwa setidaknya dua dari responden yang diteliti terinfeksi ketika di dalam hotel.

Berdasarkan pantauan CCTV, salah seorang yang terinfeksi Covid-19 di pesawat dan dua orang yang terinfeksi di hotel tidak pernah melakukan kontak langusng dan tidak berada di luar ruangan pada saat yang sama. Meski begitu, pihaknya berasumsi bahwa ada partikel tertentu yang bertransmisi pada saat momen antara membuka pintu di satu ruangan dan menutup pintu di ruangan lainnya.

"Rekam jejak [CCTV] menunjukkan bahwa selama pengujian pada hari ke-12 yang dilakukan di jalur kamar di sebuah hotel, terdapat jeda sekitar 50 detik antara pintu yang tertutup di ruangan pasien C dan pintu yang terbuka di ruangan pasien D dan E," jelas para peneliti.

Mereka menambahkan bahwa selain jeda yang disebutkan, faktor lainnya adalah adanya ruang di koridor hotel yang tidak diberi ventilasi juga mendukung terjadinya hal ini.

Setelah 14 hari karantina di kota Christchurch, Selandia Baru, dan uji tes Covid-19 berulang yang menunjukkan hasil negatif, beberapa wisatawan diterbangkan ke Auckland untuk bertemu dengan orang-orang di rumah. Hasilya, dua di antaranya terinfeksi.

Mereka telah melakukan uji coba pada sampel dari semua orang yang terinfeksi di dalam penelitian mereka, di mana mereka menemukan adanya keterkaitan genom antara virus yang diisolasi dari pasien dalam 9 kasus.

"Penemuan ini menunjukkan perlunya proses pengendalian perbatasan antarnegara sebagai upaya mengeliminasi Covid-19," tambahnya.

Mereka juga menekankan perlunya pengujian yang teliti dan pelacakan kontak untuk memastikan keberadaan virus.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro