MD Pictures yang masih menunda penayangan film KKN di Desa Penari yang sedianya akan ditayangkan di bioskop pada 2020. /Youtube
Entertainment

Produser Tahan Film untuk Bioksop ketimbang OTT, Apa Saja?

Dewi Andriani
Sabtu, 10 April 2021 - 14:40
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Platform over-the-top (OTT) tengah berkembang pesat di tengah kondisi bioskop yang meredup akibat pandemi Covid-19. Meski demikian, sejumlah produser dan sutradara film masih meyakini bahwa bioskop tidak akan tergantikan.

Mereka bahkan tetap menahan sejumlah judul film yang sudah diproduksi untuk ditayangkan di bioskop ketika kondisi sudah mulai kembali berjalan normal ketimbang harus dijual ke platform OTT.

Salah satunya adalah MD Pictures yang masih menunda penayangan film KKN di Desa Penari yang sedianya akan ditayangkan di bioskop pada 2020. Bahkan, MD Pictures yang saat ini banyak mendistribusikan sejumlah film ke platform OTT, tetap menjaga agar KKN di Desa Penari tayang di layar lebar.

Begitu pula dengan Paragon Pictures yang sudah menyelesaikan proses produksi tiga judul film pada tahun lalu yakni Backstage, Losmen Bu Broto, dan Sobat Ambyar. Dari ketiga judul tersebut hanya Sobat Ambyar yang dirilis di Netflix, sedangkan dua lainnya tetap akan diputar di bioskop yang rencananya tayang tahun ini.

Sementara itu, Dee Company juga ambil sikap bertahan. Tiga judul filmnya akan ditayangkan di bioskop ketika kondisi sudah mulai normal, salah satunya Makmum 2 yang merupakan salah satu film produksi Dee Company dengan biaya produksi sangat besar.

Dheeraj Kalwani, Produser dan Pendiri Dee Company, mengatakan ada sejumlah film produksi tahun lalu yang dioper ke OTT channel. Akan tetapi untuk film-film yang diperkirakan akan menjadi box office itu tetap ditahan untuk ditayangkan di bioskop.

“Dari segi bisnis, film yang ditayangkan di bioskop masih tetap menyumbang pendapatan terbesar dan tidak akan tergantikan. Apalagi untuk film box office yang membutuhkan bujet besar. Kami tetap menahannya untuk tayang di bioskop, terutama ketika kondisi sudah normal dan bioskop kembali rebound. Mungkin akhir tahun kondisi sudah akan lebih baik,” tuturnya.

Pihaknya pun berharap pemerintah bisa kembali membuka bioskop dengan kapasitas hingga 100 persen seperti di sejumlah negara lainnya. Sebab, jika hanya 50 persen itu dinilainya tidak akan menutupi biaya produksi terutama untuk film-film yang membutuhkan bujet besar.

Apalagi di masa pandemi ini biaya produksi film juga membengkak sekitar 10 persen hingga 15 persen karena adanya protokol kesehatan untuk swab test dan menyediakan tempat pencucian tangan. Belum lagi jam kerja yang dibatasi.

“Makanya saat ini kami benar-benar menyesuaikan biaya produksi. Kalau film layar lebar ini biayanya cukup tinggi karena untuk menciptakan efek berbeda, sedangkan OTT biayanya bisa lebih murah lebih dari 50 persen tetapi kami tetap memberikan kualitas yang terbaik,” tuturnya.

Dia pun berharap ke depannya industri perfilman Tanah Air akan kembali normal dan pada saat itu OTT dan bioskop akan berjalan beriringan. Produser film pun tetap akan memproduksi dua jenis film untuk layar lebar dan series atau movies untuk platform OTT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dewi Andriani
Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro