Kemasan vaksin Covid-19 diperlihatkan di Command Center serta Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV) PT Bio Farma (Persero), Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/1/2021). Bisnis/Rachman
Health

Perbandingan Efektivitas Vaksin Sinovac, Moderna dan Pfizer dari Hasil Evaluasi

Mia Chitra Dinisari
Rabu, 12 Mei 2021 - 19:04
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Setidaknya tiga vaksin covid-19 yang dipakai di dunia sudah memberikan hasil evaluasi dari vaksinasi pada penerima.

Ketiga vaksin itu yakni Moderna, Pfizer, dan yang terbaru adalah Sinovac.

Berikut perincian hasil evaluasi tersebut :

1. Sinovac

Hasil evaluasi cepat Kementerian Kesehatan menunjukkan vaksin Covid-19 Sinovac dapat menurunkan potensi terinfeksi Covid-19 hingga risiko kematian mencapai 90 persen kepada tenaga kesehatan di DKI Jakarta.

Ketua Tim Peneliti Survei Efektivitas Vaksin Sinovac Kemenkes Pandji Dhewantara mengatakan vaksinasi Sinovac dosis lengkap atau dua dosis dapat mengurangi risiko sebesar 94 persen terkena Covid-19 bergejala. Hal ini terungkap melalui penelitian yang dilakukan total kepada 128.290 tenaga kesehatan di wilayah DKI Jakarta pada periode 13 Januari - 18 Maret 2021. 

“Perbandingan bahwa pemberian vaksinasi lengkap bisa menurunkan risiko terinfeksi Covid-19 bahkan hingga hari ke-63 dibandingkan dengan individu atau kelompok yang belum divaksin,” katanya dalam konferensi pers pada Rabu (12/5/2021).

2. Vaksin Moderna dan Pfizer

Dua dosis vaksin Pfizer atau Moderna COVID-19 90% efektif mencegah infeksi virus corona yang menyebabkan COVID-19 dalam studi perawatan kesehatan di AS.

Penelitian dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), juga menemukan bahwa dosis tunggal dari salah satu vaksin itu 80% efektif untuk mencegah infeksi virus.

Hasilnya, yang diterbitkan Senin (29 Maret) di jurnal CDC Morbidity and Mortality Weekly Report, konsisten dengan data uji klinis sebelumnya tentang vaksin.

“Penemuan ini seharusnya memberikan harapan bagi jutaan orang Amerika yang menerima vaksin COVID-19 setiap hari dan bagi mereka yang memiliki kesempatan untuk menyingsingkan lengan baju mereka dan mendapatkan vaksinasi dalam beberapa minggu ke depan,” Dr. Rochelle Walensky, direktur CDC, kata dalam sebuah pernyataan dilansir dari Live Science.

Studi baru menganalisis informasi dari hampir 4.000 petugas kesehatan, responden pertama, dan pekerja penting lainnya di enam negara bagian dari 14 Desember 2020 hingga 13 Maret 2021. Setiap minggu, para peserta mengikuti tes COVID-19, terlepas dari apakah mereka memiliki gejala.

Selama masa studi, 75% peserta menerima setidaknya satu dosis vaksin Pfizer atau vaksin Moderna, keduanya adalah vaksin mRNA.

Secara keseluruhan, ada 161 infeksi COVID-19 pada peserta yang tidak divaksinasi, dibandingkan dengan delapan infeksi pada mereka yang divaksinasi sebagian, yang berarti setidaknya dua minggu setelah suntikan pertama. Hanya tiga orang yang divaksinasi penuh, yang berarti mereka setidaknya dua minggu dari suntikan kedua, terkena COVID-19. (Para peneliti mengecualikan kasus yang terjadi dalam 13 hari setelah orang menerima dosis pertama atau kedua, karena sistem kekebalan tubuh memerlukan waktu sekitar dua minggu untuk merespons suntikan.)

Analisis para peneliti mengungkapkan bahwa dua dosis vaksin Pfizer atau Moderna mengurangi risiko infeksi hingga 90% dan dosis tunggal mengurangi risiko infeksi hingga 80%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro