Ilustrasi petugas kesehatan mempersiapkan vaksin Covid-19./Antara
Health

Ini Lho Efek Samping Suntik Vaksin Covid-19 dengan 2 Jenis yang Berbeda

Mia Chitra Dinisari
Minggu, 16 Mei 2021 - 13:31
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Saat ini, program vaksinasi massal untuk pencegahan Covid-19 telah dilakukan di tanah air

Untuk sementara, vaksin yang digunakan adalah buatan Sinovac, AstraZeneca dan yang terbaru adalah Sinopharm yang telah mendapatkan izin darurat dari BPOM.

Umumnya, penerima vaksin akan mendapatkan satu jenis vaksin untuk dua dosis yang dibutuhkan. Lantas, bagaimana jika seseorang mendapatkan dua jenis vaksin yang berbeda untuk kedua dosis itu?

Dilansir dari PinkVilla, vaksin sebagai pembentuk antibodi bisa mengalami efek samping.

Efek samping dari vaksin ini dapat berupa demam, menggigil, mual, kelelahan, sakit kepala dan nyeri atau nyeri di lengan. Efek samping ini biasanya berlangsung selama satu atau dua hari.

Tetapi jenis efek samping apa yang terjadi ketika dua suntikan vaksin COVID dicampur? Sebuah penelitian yang dilakukan baru-baru ini oleh Universitas Oxford melaporkan dalam jurnal medis The Lancet bahwa orang yang mendapat dosis pertama suntikan AstraZeneca Plc diikuti dengan vaksin Pfizer Inc. empat minggu kemudian melaporkan lebih banyak efek samping jangka pendek, kebanyakan ringan.

Peneliti dan pejabat kesehatan masyarakat sedang memeriksa strategi seperti memadukan dua cara berbeda karena banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah mencoba mencari cara untuk mengatasi kelangkaan vaksin. Jaminan pencampuran suntikan seperti itu akan membuat tugas pemerintah lebih mudah untuk mengelola persediaan dan memberi wawasan lebih.

Dilaporkan bahwa tidak ada masalah keamanan seperti itu dan efek samping yang lebih kuat dari vaksinasi menghilang setelah beberapa hari. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 10 persen dari peserta yang mendapat suntikan campuran, melaporkan kelelahan parah dibandingkan dengan sekitar 3 persen dari peserta yang mendapat satu jenis vaksin. Semua peserta ini berusia 50 tahun ke atas.

Rezim campuran dikenal sebagai dorongan heterolog. Peneliti percaya bahwa tidak semua vaksin dapat bekerja secara efektif jika dicampur, tetapi bila targetnya sama, yaitu protein lonjakan virus, maka dapat dilakukan. Lebih lanjut, mereka juga menguji interval pemberian dosis yang lebih lebar yaitu 12 minggu antara suntikan dan berencana untuk memperluas penelitian yang mencakup vaksin dari Moderna Inc. dan Novavax Inc.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro