Bisnis.com, JAKARTA – Napza atau narkoba merupakan permasalahan yang hingga kini sulit di atasi di Indonesia.
Bahkan, permasalah ini bersifat pelik dan darurat. Terlebih lagi, remaja kini menyalahgunakan napza.
Akibatnya, banyak remaja yang masih belia sudah harus masuk pusat rehabilitasi narkoba.
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa atau Psikiatri dari RSUD Persahabatan, dr. Tribowo T. Ginting, Sp. KJ mengatakan rehabilitasi adalah upaya untuk menyembuhkan diri dari ketergantungan narkoba. Namun, rehabilitasi tak hanya satu-satunya bisa dijadikan pilihan untuk penyembuhan.
“Tanpa rehabilitasi narkoba, penyitas dapat menghentikan kecanduannya pada napza. Mereka bisa menyembuhkan diri sendiri di rumah tanpa perlu masuk ke panti rehabilitasi. Itu semua tergantu dari niat dan juga kegigihan mereka untuk sembuh,” ujarnya secara virtual pada Talkshow Keluarga Sehat berjudul Kenali Penggunaan Napza pada Remaja dan Tata Laksananya di instagram @radiokesehatan, Selasa (15/6/2021).
Pada dasarnya, terlepas dari pecandu napza tersebut remaja atau bukan, setiap pengguna harus jalani rehabiltasi untuk menyebuhkan. Tribowo menjelaskan bila proses rehabilitas yang dijalankan harus melalui jalan yang panjang untuk menyembuhkan ketergantungan seseorang dari narkoba.
Cara untuk menyembuhkannya tidaklah sederhana. Pecandu narkoba tidak otomatis akan langsung sembuh dengan menghentikan penggunaan obat terlarang tersebut.
Penyembuhan pencadu napza tergantung tingkat kecanduannya dan respons tubuh saat pengobatan. Dan yang paling utama adalah kesadarn diri untuk ingin sembuh dan juga menjadi diri yang baru.
Hal itulah yang membuat pada banyak kasus pecandu justru lama jalani rehabilitasi narkoba. Bahkan, mereka menghabiskan waktu dalam jangka panjang di rehabilitasi untuk penyembuhan.
Rehabilitasi narkoba memang bertujuan membuat pecandu berhenti memakai napza. Namun, rehabilitasi tidak bisa memastikan apakah setelah seseorang tersebut tidak akan menyentuh narkoba lagi setelah sembuh.
Oleh karenanya, untuk terbebas dari belenggu napza, remaja harus memiliki tekad dalam diri untuk sembuh. Sehingga mereka akan menjadi generasi muda yang hidup sehat dan produktif di lingkungan dan keluarga.
“Niat adalah hal yang paling utama untuk menyembuhkan diri dari pencandu napza. Tanpa rehabilitasi juga bisa disembuhkan. Oleh karena itu, peran dan dukungan lingkungan sekitar harus juga membantu untuk penyembuhannya,” tutup Tiribowo.
