Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/3/2021). Rapat tersebut membahas tentang dukungan pemerintah terhadap pengembangan vaksin Merah Putih dan vaksin Nusantara./Antara
Health

Terawan Klaim Vaksin Nusantara Mampu Lawan Varian Baru Covid-19

Newswire
Kamis, 17 Juni 2021 - 07:41
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Inisiator vaksin Nusantara, Terawan Agus Putranto dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, rabu (16/6/2021), mengklaim vaksin besutannya bisa menangkal segala macam mutasi varian baru Covid-19 yang saat ini mulai merebak di beberapa negara, termasuk Indonesia.

Meski begitu, pengembangan vaksin itu tetap menemui banyak kendala dan kontroversi. Berikut ini merupakan kilas balik kontroversi Vaksin Nusantara.

1. Vaksin Nusantara Dinilai Tak Taat Kaidah Keilmuan

Vaksin Nusantara yang dikembangkan Terawan dinilai memiliki sejumlah kejanggalan. Misalnya, tidak ada validasi dan standarisasi terhadap metode pengujian. Hasil penelitian pun berbeda-beda, dengan alat ukur yang tak sama.

Selain itu, produk vaksin tidak dibuat dalam kondisi steril. Catatan lain adalah antigen yang digunakan dalam penelitian tidak terjamin steril dan hanya boleh digunakan untuk riset laboratorium, bukan untuk manusia.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan Vaksin Nusantara tak lolos uji klinis tahap pertama. Namun, tim peneliti tetap melanjutkan uji klinis tahap kedua. Pada 14 April 2021, sejumlah anggota DPR hingga tokoh nasional untuk menjadi relawan dalam uji klinis tahap dua tersebut.

Padahal, menurut Co-Founder Lapor Covid-19, Irma Hidayana, prosedur ini wajib dilewati karena keamanan dan efikasi dari vaksinnya harus terlebih dulu dipastikan. Irma pun mengingatkan bahwa ketidakpatuhan prosedur uji klinik bisa berdampak pada kesehatan.

2. Penelitian Sempat Dihentikan di RS Kariadi Semarang

Penelitian vaksin sel dendritik SARS-CoV-2, Vaksin Nusantara, di Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi Kota Semarang telah dihentikan sejak pertengahan Maret 2021.

Penghentian menyusul surat yang dikirim Direktur Utama RSUP dr Kariadi, Dodik Tugasworo, ke Kementerian Kesehatan pada 12 Maret lalu.

Surat berisi permohonan izin penghentian sementara penelitian di rumah sakit itu dibuat karena riset belum mengantongi izin persetujuan pelaksanaan uji klinis dari BPOM.

"Sudah tidak ada penelitian," kata Kepala Hubungan Masyarakat RSUP dr Kariadi, Parna, memberi konfirmasi atas isi surat pada Rabu 14 April 2021.

Menurut dia, riset tak dilanjutkan setelah tim peneliti bergabung di antara peserta rapat kerja dengan Komisi Kesehatan DPR RI di Jakarta pada 10 Maret lalu.

Dalam rapat yang dihadiri Terawan Agus Putranto--yang memimpin riset Vaksin Nusantara--itu, Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito membeberkan alasan kenapa riset vaksin itu belum dibolehkan berlanjut ke uji klinis fase dua.

3. Anggota DPR Minta BPOM Loloskan Uji Klinis

Kepala BPOM Penny Lukito diberondong sejumlah pertanyaan dan kritik dari anggota Komisi Kesehatan DPR terkait pengembangan vaksin Nusantara. Sejumlah anggota komisi mendorong Penny agar memberikan izin uji klinis fase II terhadap vaksin Nusantara.

"Di DPR begitu kami ngomong tolong ini diperhatikan, bagaimana supaya bisa izin uji klinis tahap dua keluar," kata Saleh Daulay, anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PAN dalam rapat kerja, Kamis, 8 April 2021.

Saleh berharap Penny Lukito dapat mencatatkan sejarah bahwa di masa kepemimpinannya di Badan POM dapat terlahir vaksin baru dalam negeri yang bisa menjadi kebanggaan nasional. Saleh menyayangkan Indonesia menjadi negara keempat terbesar di dunia yang tidak memproduksi vaksin Covid-19.

"Ini jadi problem. Kita enggak merdeka," kata dia.

4. Anggota DPR Disuntik

Pada 13 April 2021, sejumlah anggota DPR disuntik Vaksin Nusantara, walaupun vaksin tersebut belum lolos uji klinis tahap dua.

Wakil Ketua Komisi IX DPR Melkiades Laka Lena mengatakan, penyuntikan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat ata RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

"Ini soal keyakinan, karena vaksinnya bagus kami mau ikut," kata Melki, Selasa malam, 13 April 2021.

Dia mengatakan, bahwa dirinya pun ikut menerima suntikan Vaksin Nusantara. Legislator asal Nusa Tenggara Timur (NTT) ini mengaku sengaja kembali dari daerah pemilihannya untuk disuntik Vaksin Nusantara.

Menurut Melki, sejumlah anggota Dewan dari lintas komisi dan lintas fraksi juga datang ke RSPAD. Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad pun ikut serta.

5. Ganjar Tagih Hasil Uji Klinis

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memanggil peneliti Vaksin Nusantara ke kantornya pada Kamis, 22 April 2021. Dia menagih laporan penelitian vaksin dendritik yang pernah digelar di Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi tersebut. Mereka bertemu secara tertutup.

Ganjar mengatakan ingin meminta laporan kemajuan penelitian vaksin yang pernah dilakukan di wilayahnya itu. RSUD Dokter Moewardi, milik Pemerintah Provinsi Jateng, juga tercatat terlibat dalam penelitian yang diteken mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Ganjar mengaku selama ini belum pernah menerima laporan kemajuan penelitian Vaksin Nusantara. Dia tak mau ada muatan politis dalam riset vaksin tersebut.

"Jawa Tengah jadi tempat, saya harus tahu progresnya. Kalau tidak tahu nanti bagaimana saya menjelaskan," kata dia.

Ganjar juga tak mengetahui masalah apa yang mengganjal jalannya penelitian Vaksin Nusantara. Dia mengaku justru selama ini memantau perkembangan Vaksin Nusantara dari pemberitaan di media.

 

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.co
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro