Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha. Thailand akan memberikan rata-rata sekitar 10 juta suntikan per bulan mulai Juli 2021. /Thailand
Travel

Ambil Risiko, Thailand Akan Buka Lebar Pintu Mulai Oktober

Janlika Putri Indah Sari
Kamis, 17 Juni 2021 - 14:35
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Wacana Thailand yang akan membuka kembali negaranya bagi pengunjung asing akan terealisasi. Pada pertengahan Oktober tahun ini, pengunjung dari negara mana saja yang telah divaksinasi akan diizinkan memasuki Negeri Gajah Putih.

Melansir dari apnews, Kamis (17/6/2021), Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mengatakan pengunjung asing yang disuntik penuh dan warga negara Thailand harus diizinkan masuk. Pengunjung akan bebas karantina atau batasan tidak nyaman lainnya. Rencananya, negara itu akan dibuka dalam 120 hari.

Meksipun demikian, Prayuth mengakui bahwa dorongan untuk membuka kembali mungkin akan menimbulkan masalah. "Saya tahu keputusan ini akan datangi beberapa risiko. Ketika kami membuka negara, akan ada peningkatan infeksi, tidak peduli seberapa baik tindakan pencegahan kita," katanya.

Akan tetapi, pemerintah Thailand mempertimbangkan kebutuhan ekonomi rakyat, dan sudah waktunya bagi Thailand untuk mengambil risiko yang diperhitungkan itu.

Pariwisata adalah kontributor utama bagi perekonomian Thailand dengan jutaan orang di dalamnya. Negara ini menarik hampir 40 juta kedatangan asing pada 2019, namun jatuh pada 2020 karena larangan masuk untuk mengendalikan virus corona.

Prayuth mengatakan pemerintah akan mempertimbangkan kembali pembukaan kembali hanya jika situasi serius berkembang. Pemerintah Thailand sebelumnya menargetkan pembukaan kembali negara itu pada Januari 2022.

Thailand berada di tengah lonjakan kasus virus corona yang dimulai pada April dan telah menyumbang lebih dari 80 persen dari total 204.595 kasus yang dikonfirmasi di negara itu, dan 90 persen dari 1.525 kematiannya.

Lonjakan tersebut menimbulkan kekhawatiran khusus karena Thailand terlambat mengamankan dan mengerahkan pasokan vaksin.

Sejauh ini, Thailand hanya memiliki pasokan Sinovac dari China dan AstraZeneca yang mulai diproduksi secara lokal di bawah lisensi. Lebih dari 7 persen dari 69 juta orang di negara itu memiliki setidaknya satu dosis.

Prayuth yang mendapat kecaman keras atas situasi pasokan vaksin mengatakan pemerintahnya membuat kemajuan dalam memperoleh vaksin lain, termasuk vaksin dari Pfizer, Johnson & Johnson dan Moderna.

“Berdasarkan rencana kami saat ini, kami akan memberikan rata-rata sekitar 10 juta suntikan per bulan mulai Juli, sehingga pada awal Oktober hampir 50 juta orang akan mendapatkan setidaknya suntikan pertama mereka," tandas Prayuth.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro