Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau disuntik vaksin Covid-19 AstraZeneca di sebuah apotek di Ottawa, Ontario, Kanada, Jumat (23/4/2021)./Antara/Reuters-Blair Gable
Health

Jangan Takut Suntik Vaksin, Yuk Kenal Lebih Dekat Vaksin AstraZeneca

Janlika Putri Indah Sari
Senin, 21 Juni 2021 - 22:10
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Program vaksinasi di Indonesia saat ini telah menggunakan vaksin CoronaVac dari Sinovac, Covid-19 dari PT BioFarma, dan Vaksin AstraZeneca.

Vaksin AstraZeneca saat ini sering menjadi perbincangan. Adanya kematian tiga orang pasca vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca beberapa waktu lalu itu memang menyisakan rasa takut pada sebagian masyarakat.

Guru Besar Fakultas Farmasi UGM & Mantan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Prof. Zullies Ikawati menyatakan banyak pertanyaan yang datang terkait dengan keamanan vaksin AstraZeneca, salah satunya adalah terkait dengan berita-berita bahwa vaksin ini dapat menyebabkan pembekuan darah, yang bisa berakibat fatal yaitu kematian.

“Akan tetapi sebenarnya sudah dijelaskan oleh Prof Hindra, Ketua Komnas KIPI, bahwa 2 dari 3 orang yang meninggal itu bisa dipastikan tidak berhubungan dengan vaksin, karena yang satu adalah terinfeksi Covid-19 dan yang satu mengalami radang paru,” ujarnya pada keterangan resmi yang diterima Bisnis, Senin (21/6/2021)

Prof. Zullies juga menambahkan, sedangkan yang satu (alm. Trio) memang masih perlu diinvestigasi mendalam mengenai kausalitasnya dengan vaksin AstraZeneca, dan telah dilakukan diotopsi pada Senin, 24 Mei 2021.

Agar tidak cemas akan pada kabar simpang siur, hendaknya masyarakat untuk lebih mengenal vaksin ini.

Berikut fakta yang harus diketahui vaksin AstraZeneca dari Prof. Zullies :

1. Benarkah Vaksin AstraZeneca dapat menyebabkan pembekuan darah?

Dari hasil evaluasi European Medicines Agency (EMA), sejauh ini memang dijumpai ada hubungan kuat antara kejadian pembekuan darah dengan penggunaan vaksin AstraZeneca, tetapi kejadiannya sangat jarang.

Sampai 5 Mei 2021, di Eropa telah ada laporan kejadian pembekuan darah akibat vaksin ini sebanyak 262 kasus, dengan 51 di antaranya meninggal, dari penggunaan sebanyak 30 juta dosis vaksin.

Jika dihitung maka persentase kejadiannya sangat kecil sekali. Itulah makanya EMA, semacam BPOM-nya Eropa, masih menilai bahwa vaksin AstraZeneca dapat menyebabkan reaksi pembekuan darah, namun manfaatnya masih lebih besar daripada risikonya, sehingga vaksin ini tetap boleh diberikan.

2. Apa penyebab pembekuan darah oleh Vaksin AstraZeneca?

Mekanisme pastinya saat ini masih dipelajari. Seorang peneliti Jerman, Greinacher, menduga reaksi pembekuan darah yang jarang ini berkaitan dengan platform vaksinnya, yaitu viral vector menggunakan adenovirus. Memang belum bisa dipastikan, tetapi penelitian sebelumnya menggunakan platform adenovirus ternyata menghasilkan reaksi yang sama, yaitu aktivasi platelet yang menyebabkan pembekuan darah.

Dan reaksi yang sama ternyata juga dijumpai pada penggunaan vaksin Johnson and Johnson yang menggunakan platform yang sama, yaitu adenovirus.

Penggunaan vaksin Johnson & Johnson sempat dihentikan di Amerika dan setelah dievaluasi bisa digunakan kembali. Diduga ada reaksi imun yang berlebihan terhadap vaksin yang berasal dari adenovirus, ketika vaksin tersebut berikatan dengan platelet, kemudian memicu serangkaian reaksi imun yang menyebabkan terjadinya pembekuan darah.

Reaksi ini sebenarnya bisa membaik sendiri, tetapi ada yang bisa berakibat fatal. Reaksi semacam ini mirip dengan reaksi yang dijumpai pada pasien yang sensitif terhadap heparin, suatu obat pengencer darah. Alih-alih mengencerkan darah, malah yang terjadi darahnya membeku.

Reaksi ini disebut heparin-induced thrombocytopenia and thrombosis (HITT or HIT tipe 2). Mungkin analoginya adalah reaksi syok anafilaksis akibat pemberian antibiotik golongan penisilin, yang jarang terjadi, dan tidak selalu bisa diprediksi.

3. Apa gejala-gejala terjadinya pembekuan darah yang harus diwaspadai?

Pembekuan darah yang terjadi akibat vaksin AstraZeneca kebanyakan dijumpai pada pembuluh darah di daerah kepala, yang disebut cerebral venous sinus thrombosis (CVST). Gejala-gejalanya adalah sakit kepala yang hebat, kadang disertai dengan gangguan penglihatan, mual, muntah, gangguan berbicara.

Bisa juga dijumpai nyeri dada, sesak nafas, pembengkakan pada kaki atau nyeri perut. Kadang dijumpai lebam di bawah kulit. Jika terdapat gejala-gejala demikian, segera saja mencari bantuan medis.

Di Eropa, reaksinya umumnya terjadi 3- 14 hari setelah vaksinasi. Gejala-gejala semacam sakit kepala yang hebat dan tidak tertahankan juga sempat dialami oleh almarhum Trio, yang mungkin memang mengalami pembekuan darah. Namun demikian hal ini masih perlu dipastikan, karena kejadiannya sangat cepat.

Yang perlu dipahami adalah bahwa dari sekian ribu yang menerima vaksin AstraZeneca di Indonesia, hanya 1 orang yang dilaporkan meninggal dengan dugaan tersebut, yang menunjukkan bahwa hal tersebut lebih dipengaruhi oleh reaksi individual subyek dibandingkan dengan kualitas vaksinnya.

4. Siapa saja yang berisiko mengalami?

Yang menarik dari kasus pembekuan darah yang terjadi pada penggunaan vaksin ini di Eropa, sebagian besar terjadi pada usia muda atau di bawah 40 tahun. Bahkan di bawah 30 tahunan, dan kebanyakan adalah wanita. Karena itu, di Inggris, badan otoritas setempat merekomendasikan bagi mereka yang berusia di bawah 40 tahun untuk menggunakan vaksin selain AstraZeneca.

Namun demikian, jika sudah menggunakan vaksin AstraZeneca pada suntikan pertama dan tidak mengalami masalah apapun, disarankan untuk meneruskan suntikan kedua dengan vaksin AstraZeneca lagi.

5. Bagaimana dengan orang-orang yang memiliki riwayat pembekuan darah? Apakah boleh menggunakan vaksin AstraZeneca ?

Sebenarnya belum ada bukti bahwa orang-orang dengan Riwayat pembekuan darah seperti deep vein thrombosis, stroke, dan jantung iskemi berisiko mengalami pembekuan darah akibat vaksin.

Yang lebih berisiko justru mereka yang pernah mengalami heparin-induced thrombocytopenia and thrombosis (HITT or HIT tipe 2), namun kejadian ini pun sangat jarang. Oleh karena itu, ada baiknya mereka yang punya riwayat pembekuan darah tidak menggunakan vaksin jenis ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro