Seorang perempuan meninggal dunia usai mendapatkan vaksin Covid-19 AstraZeneca/Antara
Health

Usai Divaksin Astrazeneca, Perempuan Alami Pembekuan Darah dan Meninggal

Janlika Putri Indah Sari
Kamis, 10 Juni 2021 - 16:04
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA-- Kasus korban vaksin AstraZeneca dikabarkan bertambah. Kabar terbaru adalah seorang perempuan mengalami pembekuan darah di otak dan meninggal dunia.

Hal tersebut dilaporkan oleh media Australia,  abc.net, Kamis (10/6/2021), korban wanita telah meninggal karena bentuk bekuan darah yang sangat langka yang kemungkinan terkait dengan vaksin AstraZeneca. Korban tersebut ialah pasien kedua yang alami hal serupa.

Wanita New South Wales berusia 52 tahun itu dalam seminggu usia menerima vaksin Astrazeneca. Therapeutic Goods Administration (TGA) mengatakan dia meninggal karena gumpalan di otaknya.

"Kasus ini disajikan sebagai bentuk parah dari sindrom ini. Kami menyampaikan belasungkawa tulus kami kepada keluarganya," kata TGA, Kamis (10/6/2021).

Namun, mereka tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang wanita itu, termasuk apakah dia memiliki kondisi medis yang mendasarinya.

Kepala Petugas Medis, Profesor Paul Kelly menyatakan bila  kematian itu sangat disayangkan. Dia juga menjelaskan bila wanita itu menerima vaksin AstraZeneca beberapa minggu yang lalu.

"Saya akan menunjukkan itu hanya kematian kedua, dengan lebih dari 3,6 juta dosis vaksin ini diberikan di seluruh Australia," kata Kelly. 

Profesor Kelly juga mengatakan TGA sekarang juga sedang memecah kasus pembekuan menjadi dua tingkatan. Tingkat satu mencakup bentuk gangguan pembekuan yang lebih parah, sedangkan kasus tingkat dua memiliki efek yang kurang serius.

"Jadi kami sekarang memiliki 15 kasus yang dikonfirmasi atau mungkin merupakan peristiwa pembekuan yang sangat serius," kata Kepala Petugas Medis tersebut.

Dokter menjadi sangat fokus dalam mengobati masalah  gumpalan darah tersebut. Profesor Kelly juga menegaskan kembali bahwa gumpalan adalah sindrom baru, dan Australia alami bentuk ringan dari  gejala gumpalan darah di negara lain.

"Saya akan mengatakan bahwa kami menjadi sangat teliti dalam mendiagnosis dan mengobati peristiwa khusus ini," katanya. 

Tapi dalam kasus khusus ini, dimana   tidak berhasil pada wanita tersebut, pihaknya  akan terus belajar dari keadaan yang tidak menguntungkan itu. Dan mereka menjadikannya sebagai pelajaran bagi semua praktisi.

Kini, jumlah total orang yang menderita kelainan pembekuan darah langka setelah menerima vaksin AstraZeneca adalah 48 orang, 31 di antaranya telah keluar dari rumah sakit dan dalam pemulihan. 

Lima belas kasus saat ini dirawat di rumah sakit, termasuk satu orang dalam perawatan intensif.

TGA mengatakan ada empat kasus baru pembekuan darah dalam seminggu terakhir yang kemungkinan terkait dengan vaksin, dan empat lagi yang diklasifikasikan sebagai dugaan.

Sedikit mengingat ke belakang, korban wanita pertama ialah pada  awal tahun ini. Seorang wanita berusia 48 tahun meninggal karena pembekuan darah yang kemungkinan terkait dengan vaksin AstraZeneca.

Wanita bernama Genene Norris tersebut berasal dari  Pantai Tengah New South Wales, ia  dirawat di rumah sakit empat hari setelah menerima suntikan vaksin

AstraZeneca.

 Norris sendiri memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya. Ia menerima vaksinasi pada hari yang sama dengan Australian Technical Advisory Group on Immunization (ATAGI) dan pemerintah federal mengumumkan vaksin Pfizer akan menjadi suntikan pilihan untuk orang di bawah 50 tahun.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro