Seorang petugas medis memegang vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech di Rumah Sakit Careggi, Florence, italia, Minggu (27/12/2020)./Antara-Reuters
Health

Orang Disuntik Vaksin Covid-19 Pfizer dan Moderna Punya Kekebalan Selama Bertahun-tahun

Sartika Nuralifah
Selasa, 29 Juni 2021 - 09:27
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Para ilmuwan melaporkan vaksin yang dibuat oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna memicu reaksi kekebalan jangka panjang dalam tubuh yang dapat melindungi kita dari virus corona selama bertahun-tahun.

Temuan ini menambah bukti yang berkembang bahwa kebanyakan orang yang diimunisasi dengan vaksin mRNA mungkin tidak memerlukan booster, selama virus dan variannya tidak berkembang jauh. Orang yang sembuh dari Covid-19 sebelum divaksinasi mungkin tidak memerlukan booster meskipun virus tersebut membuat transformasi yang signifikan.

"Ini pertanda baik untuk mengetahui seberapa tahan lama kekebalan kita dari vaksin ini," kata Associate Professor Ali Ellebedy, seorang ahli imunologi di Washington University di St Louis, pemimpin penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature dilansir dari Strait Times.

Studi tersebut tidak memperhitungkan vaksin virus corona yang dibuat oleh Johnson & Johnson, tetapi Prof Ellebedy mengatakan dia memperkirakan respons imun kurang tahan lama dibandingkan yang diproduksi oleh vaksin mRNA.

Bulan lalu, dia dan rekan-rekannya melaporkan bahwa pada orang yang selamat dari Covid-19, sel-sel kekebalan yang mengenali virus itu diam di sumsum tulang setidaknya selama delapan bulan setelah infeksi. Sebuah studi oleh tim lain menunjukkan bahwa apa yang disebut sel memori B terus matang dan menguat setidaknya satu tahun setelah infeksi.

Berdasarkan temuan itu, para peneliti menyarankan bahwa kekebalan dapat bertahan selama bertahun-tahun, mungkin seumur hidup, pada orang yang terinfeksi virus corona dan kemudian divaksinasi. Tetapi tidak jelas apakah vaksinasi saja mungkin memiliki efek jangka panjang yang sama.

Tim Prof Ellebedy berusaha menjawab pertanyaan itu dengan melihat sumber sel memori, kelenjar getah bening, tempat sel-sel kekebalan berlatih untuk mengenali dan melawan virus.

Setelah infeksi atau vaksinasi, struktur khusus yang disebut pusat germinal terbentuk di kelenjar getah bening.  Semakin luas jangkauan dan semakin lama sel-sel ini harus berlatih, semakin besar kemungkinan mereka mampu menggagalkan varian virus yang mungkin muncul.

"Semua orang selalu fokus pada perkembangan virus, ini menunjukkan bahwa sel B melakukan hal yang sama, Dan itu akan menjadi pelindung terhadap evolusi virus yang sedang berlangsung, yang sangat menggembirakan." kata Associate Professor Marion Pepper, ahli imunologi di University of Washington di Seattle.

Setelah terinfeksi virus corona, pusat germinal terbentuk di paru-paru. Tetapi setelah vaksinasi, pendidikan sel terjadi di kelenjar getah bening di ketiak, dalam jangkauan para peneliti.

Prof Ellebedy dan rekan-rekannya merekrut 41 orang, termasuk delapan dengan riwayat infeksi virus, yang diimunisasi dengan dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech. Dari 14 orang ini, tim mengekstrak sampel dari kelenjar getah bening pada tiga, empat, lima, tujuh dan 15 minggu setelah dosis pertama. Pekerjaan yang melelahkan membuat ini menjadi studi heroic kata Profesor Akiko Iwasaki, seorang ahli imunologi di Yale.

Tim Prof Ellebedy menemukan bahwa 15 minggu setelah dosis pertama vaksin, pusat germinal masih sangat aktif di semua 14 peserta, dan jumlah sel memori yang mengenali virus corona tidak menurun.

"Fakta bahwa reaksi berlanjut selama hampir empat bulan setelah vaksinasi - itu pertanda yang sangat, sangat bagus," kata Prof Ellebedy. Pusat germinal biasanya mencapai puncaknya satu sampai dua minggu setelah imunisasi, dan kemudian berkurang.

"Biasanya dalam empat hingga enam minggu, tidak banyak yang tersisa, masih berjalan, berbulan-bulan, dan tidak banyak penurunan pada kebanyakan orang." kata Associate Professor Deepta Bhattacharya, seorang ahli imunologi di University of Arizona. Tetapi pusat germinal yang dirangsang oleh vaksin mRNA.

Prof Bhattacharya mencatat bahwa sebagian besar dari apa yang para ilmuwan ketahui tentang kegigihan pusat germinal didasarkan pada penelitian hewan. Studi baru ini adalah yang pertama menunjukkan apa yang terjadi pada orang setelah vaksinasi.

Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar orang yang divaksinasi akan terlindungi dalam jangka panjang, setidaknya, terhadap varian virus corona yang ada. Tetapi orang dewasa yang lebih tua, orang dengan sistem kekebalan yang lemah dan mereka yang menggunakan obat yang menekan kekebalan mungkin memerlukan booster.Orang yang selamat dari Covid-19 dan kemudian diimunisasi mungkin tidak pernah membutuhkannya sama sekali.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro