Bisnis.com, JAKARTA – Menurut sebuah penelitian baru-baru ini, faktor gaya hidup sehat seperti pantang merokok dan minum alkohol, indeks massa tubuh rendah, dan olahraga dapat membantu menurunkan risiko kanker.
Faktor gaya hidup sehat seperti pantang merokok dan minum, indeks massa tubuh rendah, dan olahraga berkorelasi dengan penurunan kejadian kanker. Bahkan pada individu dengan risiko genetik tinggi dapat dicegah jika menerapkan gaya hidup tersebut.
Dilansir dari timesnownews, Kamis (29/7/2021) studi itu diterbitkan dalam Cancer Research, jurnal American Association for Cancer Research oleh penulis utama Guangfu Jin, PhD, seorang profesor di Nanjing Medical University.
Penelitian genetik terus mengungkap lokus, atau area dalam DNA, dengan perubahan spesifik yang memengaruhi risiko kanker.
Dengan begitu peneliti dapat menentukan skor risiko poligenik (PRS) atau perkiraan yang dipersonalisasi dari risiko kanker individu. Namun, sebagian besar PRS dihasilkan untuk jenis kanker tertentu, bukan untuk risiko kanker secara keseluruhan.
"Sebuah PRS yang menunjukkan risiko kanker tertentu adalah penting tetapi tidak cukup. Kami mencoba membuat indikator skor risiko poligenik kanker (CPRS) untuk mengukur risiko genetik kanker secara keseluruhan," kata Jin.
Jin dan rekannya menghitung PRS individu untuk 16 kanker pada pria dan 18 kanker pada wanita, menggunakan data yang tersedia dari studi asosiasi genom. Mereka kemudian menggunakan metode statistik untuk menggabungkan skor ini menjadi satu ukuran risiko kanker, berdasarkan proporsi relatif dari setiap jenis kanker pada populasi umum. CPRS terpisah dengan dibuat untuk pria dan wanita.
Untuk memvalidasi CPRS mereka, para peneliti menggunakan informasi genotipe dari 202.842 pria dan 239.659 wanita dari UK Biobank, kohort peserta populasi umum yang direkrut dari Inggris, Skotlandia, dan Wales antara tahun 2006 dan 2009.
Dan menghitung CPRS untuk setiap individu. Peserta UK Biobank disurvei pada saat pendaftaran untuk berbagai faktor gaya hidup, termasuk merokok dan konsumsi alkohol, indeks massa tubuh, kebiasaan olahraga, dan diet khas. Berdasarkan faktor-faktor ini, Jin dan rekan mengklasifikasikan setiap pasien sebagai memiliki gaya hidup yang tidak menguntungkan, menengah atau menguntungkan.
Hasil studi yang ditemukan, pasien dengan CPRS kuintil tertinggi hampir dua kali lebih mungkin untuk pria dan 1,6 kali lebih mungkin untuk wanita untuk memiliki diagnosis kanker dengan tindak lanjut terbaru mereka, pada tahun 2015 atau 2016.
Khususnya, 97 persen pasien dalam penelitian ini memiliki risiko genetik tinggi setidaknya satu jenis kanker.
"Ini menunjukkan bahwa hampir semua orang rentan terhadap setidaknya satu jenis kanker. Ini lebih lanjut menunjukkan pentingnya kepatuhan terhadap gaya hidup sehat untuk semua orang,” tambah Jin.
Pasien dengan gaya hidup yang tidak menguntungkan dan kuintil risiko genetik tertinggi adalah 2,99 kali pada pria dan 2,38 kali pada wanita lebih mungkin untuk mengembangkan kanker dibandingkan mereka dengan gaya hidup yang menguntungkan dan kuintil risiko genetik terendah.
Tren serupa diamati di semua kategori risiko genetik, menunjukkan bahwa pasien dapat memperoleh manfaat dari gaya hidup sehat terlepas dari risiko genetik.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa setiap orang harus memiliki gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko kanker secara keseluruhan.
"Ini sangat penting bagi individu dengan risiko genetik tinggi kanker. Kami berharap CPRS kami dapat berguna untuk meningkatkan kesadaran seseorang tentang kerentanan bawaan mereka terhadap kanker secara keseluruhan dan memfasilitasi mereka untuk berpartisipasi dalam gaya hidup yang sehat," tutup Jin.
