Vaksin Penangkal Varian Baru Sudah Mulai Dibuat? - Indra Rudiansyah | Endgame S2E31
Health

Kapan Pulang ke Indonesia? Ini Jawaban Peneliti Oxford-Astrazeneca Indra Rudiansyah

Iim Fathimah Timorria
Sabtu, 31 Juli 2021 - 11:13
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Berbagai pihak turut terlibat dalam penanganan pandemi Covid-19 yang telah mewabah hampir dua tahun terakhir. Salah satu sosok yang turut berkontribusi adalah Indra Rudiansyah, mahasiswa S3 Jenner Institute University of Oxford asal Indonesia.

Dia merupakan anggota yang tim pengembangan vaksin Oxford-Astrazeneca yang dipimpin Sarah Gilbert.

Karena kontribusinya, permintaan agar Indra kembali ke Tanah Air untuk menerapkan ilmunya sempat santer mengemuka. Menteri BUMN Erick Thohir juga memintanya kembali ke Indonesia saat sudah merampungkan studi.

Menanggapi hal tersebut, Indra dalam podcast Endgame bersama Gita Wirjawan mengatakan, bahwa Indonesia tidak bisa sendiri untuk mengejar laju perkembangan penelitian yang ada. Meski demikian, dia menyatakan level kemajuan penelitian sains di Indonesia bisa menyamai negara maju jika institusi di dalam negeri membuka peluang untuk kolaborasi.

"Saya melihatnya kalau mengejar dengan kemampuan sendiri di dalam negeri, kita tidak akan berada pada level yang sama dengan institusi di luar negeri. Seharusnya kita menjembatani kolaborasi dengan berbagai institusi di luar negeri," kata dia dikutip pada Sabtu (31/7/2021).

Dia menyebut, kolaborasi bisa diperkuat dengan memanfaatkan 'orang dalam' atau diaspora di luar negeri yang memiliki koneksi terhadap institusi tertentu. Diaspora Indonesia ini, kata dia, bisa menjembatani kolaborasi antara institusi atau lembaga Indonesia dan institusi luar negeri yang lebih maju.

"Indonesia kalau di media sosial kerap disebut terkenal dengan orang dalamnya. Kenapa tidak kita memanfaatkan kemampuan orang dalam ini untuk menjadi perwakilan diaspora di luar negeri. Jadi, ketika institusi di luar negeri membuka peluang kerja sama, kita bisa menjadi orang dalam [yang menghubungkan] saat institusi ini bekerja sama dengan Indonesia," kata Indra.

Sebagaimana diketahui, pengembangan vaksin Oxford-Astrazeneca dilakukan dengan teknologi viral vector. Pengembangan vaksin di Indonesia belum pernah menggunakan teknologi tersebut dan baru menggunakan metode inactivated virus.

Lewat keikutsertaannya mengembangkan Astrazeneca, Indra diharapkan bisa menjembatani adopsi teknologi tersebut mengingat Bio Farma, BUMN farmasi, telah memiliki kapasitas produksi vaksin sampai 1,5 miliar vaksin dalam setahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro