Bisnis.com, JAKARTA – Brigham and Women’s Hospital US pada Selasa (16/11) mengumumkan bahwa mereka akan menguji keamanan dan kemanjuran vaksin nasal yang ditujukan untuk mencegah dan memperlambat penyakit Alzheimer.
Awal dari uji klinis kecil Fase I dating setelah hampir 20 tahun penelitian yang dipimpin oleh Howard L. Weiner, MD, co-direktur Ann Romney Center for Neurologic Diseases di rumah sakit.
Uji coba akan melibatkan 16 peserta antara usia 60 dan 85, semua dengan gejala awal Alzheimer tetapi umumnya sehat. Nantinya, mereka akan menerima dua dosis vaksin dengan jarak satu minggu. Para peserta akan mendaftar dari Ann Romney Center.
Melansir CBS News, Rabu (17/11/2021), uji klinis Fase I dirancang untuk menetapkan keamanan dan dosis obat baru yang potensial. Jika berjalan dengan baik, uji coba yang jauh lebih besar akan diperlukan untuk menguji keefektifannya.
Vaksin menggunakan zat yang disebut protollin, yang merangsang sistem kekebalan tubuh.
Pihak rumah sakit menjelaskan, protollin dirancang untuk mengaktifkan sel darah putih yang ditemukan di kelenjar getah bening di sisi dan belakang leher untuk bermigrasi ke otak dan memicu pembersihan plak beta amiloid, salah satu ciri khas AD (penyakit Alzheimer). Ini mencatat bahwa protollin telah ditemukan aman dalam vaksin lain.
Weiner, dalam siaran pers rumah sakit mengatakan, peluncuran uji coba vaksin nasal pertama pada manusia untuk Alzheimer merupakan tonggak sejarah yang luar biasa.
Selama dua dekade terakhir, Weiner dan timnya telah mengumpulkan bukti praklinis yang menunjukkan potensi vaksin nasal ini untuk AD.
Apabila uji klinis pada manusia ini menunjukkan bahwa vaksin tersebut aman dan efektif, ini bisa mewakili pengobatan tidak beracun untuk orang dengan Alzheimer, dan itu juga bisa diberikan lebih awal untuk membantu mencegah Alzheimer pada orang yang berisiko.
Para peneliti mengatakan bahwa tujuan mereka adalah untuk menentukan keamanan dan tolerabilitas vaksin nasal dalam percobaan dan mengamati bagaimana protollin memengaruhi respon imun peserta, termasuk bagaimana hal itu memengaruhi sel darah putih mereka.
“Sistem kekebalan memainkan peran yang sangat penting dalam semua penyakit neurologis,” kata Weiner, menambahkan bahwa sangat menarik setelah 20 tahun kerja praklinis, mereka akhirnya dapat mengambil langkah maju menuju terjemahan klinis dan melakukan uji coba manusia pertama yang penting ini.
“Penelitian di bidang ini telah membuka jalan bagi kami untuk mengejar jalan baru yang berpotensi mengobati tidak hanya AD, tetapi juga penyakit neurodegeneratif lainnya,” kata Tanuja Chitnis, MD, profesor neurologi di Brigham and Women's Hospital dan peneliti utama percobaan tersebut.
Health
Rumah Sakit AS Uji Coba Pertama Vaksin Nasal pada Manusia untuk Alzheimer
Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Mia Chitra Dinisari