Omicron/ucla.org
Health

Risiko Rawat Inap Akibat Varian Omicron disebut Rendah, Begini Faktanya

Ni Luh Anggela
Jumat, 24 Desember 2021 - 17:37
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Para peneliti terus melakukan penelitian untuk menemukan lebih banyak informasi mengenai varian Omicron, yang informasinya masih sangat sedikit.

Dan dalam beberapa minggu terakhir, data-data mengenai risiko sakit berat dan rawat inap akibat varian Omicron dibandingkan dengan varian lainnya di beberapa negara terus bermunculan.

Mengutip akun Instagram dr Adam Prabata, PhD Student di Universitas Kobe, Jumat (24/12/2021), data-data ini secara umum menemukan bahwa sejauh ini, varian Omicron memiliki risiko rawat inap yang relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan varian lainnya.

Setidaknya, ada empat negara yang diketahui mengalami penurunan risiko rawat inap yang disebabkan oleh varian Omicron.

Di Afrika Selatan, disebutkan bahwa penurunan risiko rawat inap 80 persen akibat Covid-19 yang disebabkan varian Omicron dibandingkan dengan varian lainnya. Di UK, penurunan risiko rawat inap akibat varian Omicron sekitar 40 hingga 45 persen bila dibandingkan dengan varian Delta.

Kemudian di Skotlandia, disebutkan bahwa risiko rawat inap akibat varian Omicron mengalami penurunan sekitar 68 persen jika dibandingkan dengan varian Delta. Dan terakhir di Denmark, persentase rawat inap akibat varian Omicron diketahui lebih rendah jika dibandingkan dengan varian lainnya, yaitu 0,6 persen vs. 1,6 persen.

Berdasarkan data-data tersebut, penurunan risiko rawat inap karena varian Omicron bisa terjadi karena cakupan vaksinasi yang tinggi dan pasien yang terinfeksi varian Omicron berusia relatif lebih muda.

Meskipun data-data ini tampaknya menjadi kabar yang menggembirakan, Adam memperingatkan bahwa penelitian ini baru data awal dan hasilnya masih bisa berubah dalam beberapa waktu ke depan.

"Selain itu, meskipun ternyata benar bahwa derajat keparahan lebih ringan, namun dengan tingkat penularan varian Omicron yang lebih cepat, potensi peningkatan jumlah kasus secara drastis dapat terjadi," jelas Adam.

Dia menambahkan, peningkatan kasus tersebut tentunya dapat diikuti oleh jumlah absolut kasus rawat inap hingga meninggal dunia, yang jika tidak terkontrol dapat sangat membebani fasilitas kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro