Ilustrasi - Varian baru Virus Corona SARS-CoV-2./Antara
Health

Bukan Hanya Sistem Pernapasan, Virus Corona juga Menginfeksi Bagian Tubuh Ini

Ni Luh Anggela
Rabu, 29 Desember 2021 - 13:45
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - SARS-CoV-2 telah dianggap sebagai virus pernapasan, seperti halnya influenza atau virus pernapasan lainnya. Dalam kasus ringan, gejala akutnya cenderung melibatkan saluran pernapasan bagian atas, sementara kasus yang lebih serius sering dikaitkan dengan infeksi paru-paru dan pneumonia.

Akan tetapi, penelitian terbaru tampaknya menegaskan bahwa virus corona dapat menginfeksi bagian tubuh lainnya, tidak hanya sistem pernapasan kita. Ditemukan juga bahwa terkadang, virus dapat bertahan di dalam tubuh bahkan setelah gejala awal seseorang telah mereda.

Bukti dari laboratorium dan pada pasien menunjukkan bahwa virus dapat menyebar ke seluruh tubuh dan menginfeksi jaringan lain, berkat reseptor yang digunakannya untuk membajak sel. Baru-baru ini misalnya, para peneliti menemukan bukti bahwa virus corona dapat dengan mudah menginfeksi sel-sel lemak dan kekebalan tubuh.

Melansir Gizmodo, Rabu (29/12/2021), para peneliti yang sebagian besar berasal dari NIH mengatakan, penelitian mereka adalah yang paling komprehensif sejauh ini tentang seberapa baik virus corona dapat menginfeksi berbagai bagian tubuh dan otak manusia. Untuk melakukan ini, para peneliti melakukan otopsi lengkap pada 44 orang yang telah terinfeksi virus corona. Dalam otopsi tersebut, kecuali lima kasus, infeksi secara langsung berimplikasi pada kematian orang tersebut.

Secara keseluruhan, tim menemukan banyak tanda-tanda virus corona di luar saluran pernapasan, baik di awal maupun di akhir infeksi. Virus diketahui paling banyak dijumpai di saluran pernapasan dan paru-paru. Tetapi, mereka juga menemukan bukti infeksi pada jaringan kardiovaskular dari hampir 80 persen pasien; di jaringan gastrointestinal 73 persen pasien dan di otot, kulit, adipose (lemak) dan jaringan saraf tepi 68 persen pasien.

Di 85 bagian tubuh dan cairan tubuh yang mereka pelajari, 79 diantaranya ditemukan virus, termasuk otak. Dan mereka menemukan jejak RNA virus di seluruh tubuh dan otak beberapa bulan setelah gejala dimulai, hingga 230 hari dalam satu kasus pasien.

Dalam makalah yang tengah ditinjau untuk dipublikasikan di Jurnal Nature, para peneliti mengatakan, data mereka membuktikan bahwa SARS-CoV-2 menyebabkan infeksi sistemik dan mampu bertahan di dalam tubuh selama berbulan-bulan.

Sayangnya, ada keterbatasan dalam penelitian ini. Salah satunya, kasus yang jelas cenderung melibatkan orang yang sakit parah dengan Covid-19. Tetapi dalam beberapa kasus dimana seseorang memiliki gejala ringan atau tidak ada gejala terkait Covid, virus masih bisa ditemukan di seluruh tubuh, catat para penulis.

Selain itu, penelitian juga dilakukan antara April 2020 hingga Maret 2021, dimana pada rentang waktu tersebut masih sedikit orang yang divaksinasi Covid-19. Jadi, mungkin saja mereka yang memiliki kekebalan tertentu dapat mencegah virus menginfeksi tubuh secara menyeluruh, seperti yang terjadi pada pasein X (identitas pasien tidak disebutkan). Dengan kehadiran beberapa varian baru seperti Delta dan Omicron, ini tentu saja semakin memperumit gambaran yang ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro