Bisnis.com, JAKARTA - Total kasus orang yang terinfeksi varian Omicron sudah mencapai 254, sejak pertama kali diumumkan oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin pada 16 Desember 2021.
Varian baru dari virus corona ini diketahui dapat menyerang siapa saja, termasuk orang dengan komorbid.
Mengenai gejala yang ditimbulkan oleh varian Omicron, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, gejala yang ditunjukkan sama seperti varian lainnya dan orang non komorbid. Hal ini disampaikan Nadia ketika dihubungi oleh Bisnis, Jumat (7/1/2021).
Nadia juga menegaskan, tidak ada efek pengentalan darah pada penderita komorbid yang terinfeksi Omicron.
Seperti varian sebelumnya, sebagian besar orang yang terinfeksi Omicron memiliki gejala campuran yang lebih cepat sembuh dan tidak memerlukan perawatan di rumah sakit.
Melansir NPR, Jumat (7/1/2021), para ahli kesehatan menemukan banyak dari kasus ini cenderung terlihat seperti infeksi saluran pernapasan atas biasa atau flu.
Direktur Asosiasi dari Center for Emerging Viral Threats di LSU Health Shreveport John Vanchiere menyebutkan, umumnya gejala yang ditimbulkan dari varian ini adalah hidung meler, sakit tenggorokan, dan hidung tersumbat.
"Batuknya lebih ringan (daripada varian sebelumnya), jika ada batuk dan demam, tampaknya lebih jarang," kata Vanchiere.
Ini sesuai dengan data awal dari Inggris, yang menunjukkan bahwa demam dan batuk jarang dijumpai pada orang yang terinfeksi Omicron di Inggris dan ada lima gejala utama dari varian ini yaitu, pilek, sakit kepala, kelelahan, bersin dan sakit tenggorokan.
Gejalanya juga muncul lebih cepat setelah Anda terinfeksi dengan Omicron. Beberapa penelitian telah menemukan bahwa masa inkubasi Omicron adalah sekitar tiga hari, sementara Delta membutuhkan waktu sekitar empat hari dan varian aslinya membutuhkan waktu lebih dari lima hari.
Tidak hanya itu, para ahli kesehatan juga menemukan perbedaan lain. Misalnya, hilangnya indera penciuman dan perasa yang merupakan gejala khas dari Covid-19, hampir tidak umum terjadi pada orang yang terinfeksi Omicron.
"Dan lebih sedikit pasien yang memiliki gejala yang berhubungan dengan masalah pernapasan bagian bawah, seperti sesak napas," kata Vanchiere, termasuk pasien yang lebih tua.