Tenaga kesehatan menyuntikkan cairan vaksin dosis ketiga kepada warga lansia saat vaksinasi booster Covid-19 di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Jakarta, Rabu (12/1/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Health

Ini yang Perlu Anda Perhatikan Sebelum dan Setelah Vaksin Booster Covid-19

Ni Luh Anggela
Senin, 17 Januari 2022 - 18:36
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Program vaksin booster Covid-19 sudah mulai dilaksanakan di beberapa tempat di Indonesia, dengan memprioritaskan orang lanjut usia dan pasien imunokompromais. Meskipun demikian masih banyak masyarakat yang masih bingung mengenai apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum dan sesudah divaksin booster.
 
Dokter Spesialis Penyakit Dalam RA Adaninggar mengatakan sebelum divaksin booster, hal paling penting yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan fisik dan mental untuk menghadapi tindakan vaksinasi.
 
Sementara, setelah divaksin booster, yang paling penting adalah persiapan mental melawan dorongan untuk tidak patuh terhadap protokol kesehatan.
 
Jika Anda masih bingung seputar persiapan sebelum dan sesudah vaksin booster, berikut beberapa hal yang perlu Anda ketahui:

1. Apakah perlu check up  dulu ke dokter?

Dokter yang akrab disapa Ning ini menjelaskan, bila Anda memiliki penyakit komorbid sebelumnya, kontrol dan konsultasi ke dokter untuk mengetahui kondisi komorbidnya apakah dalam kondisi stabil/terkontrol/remisi dan layak divaksin.
 
“Apabila ada riwayat alergi terhadap vaksin tertentu sebelumnya, konsultasikan ke dokter sebelum vaksinasi booster terkait jenis vaksin yang diberikan,” kata dr Ning, mengutip laman Instagramnya, Senin (17/1/2021).
 
Namun, jika kondisi Anda sedang tidak fit atau tidak sehat, dr Ning menyarankan untuk menunda vaksinasi.
 
“Boleh periksa atau konsultasi ke dokter dulu untuk memastikan kondisi,” katanya.

2. Apakah perlu periksa swab PCR/Antigen/Antibodi dulu?

“Jika tidak ada gejala yang mengarah ke Covid atau tidak sedang berstatus kontak erat, tidak perlu periksa swab PCR/antigen Covid sebelum divaksin,” saran dr Ning.
 
Dia menuturkan, kadar antibodi berapapun tidak masalah bila diberikan vaksin booster, karena vaksin booster bertujuan melatih ulang tubuh agar kekebalan yang terbentuk lebih kuat dan lebih tahan lama. Jadi, tidak perlu pemeriksaan antibodi sebelum booster.

3. Apakah ada pantangan makanan atau tindakan khusus yang perlu dilakukan sebelum vaksin booster?

Tidak ada pantangan makanan khusus sebelum divaksin. Akan tetapi, beberapa ahli menyarankan untuk menghindari minum kopi sebelum vaksin, agar tekanan darah tidak naik saat akan divaksin.
 
Bagi Anda yang cenderung memiliki kecemasan atau ketakutan berlebih terhadap jarum suntik atau vaksin, ada baiknya untuk berkonsultasi ke psikiater untuk mempersiapkan mental Anda.

4. Apakah setelah divaksin booster, kita boleh langsung beraktivitas seperti biasa?

Jawabannya adalah boleh. Meskipun begitu, setelah divaksin, Anda tetap harus dimonitoring mulai dari beberapa menit sejak divaksin hingga sekitar satu bulan setelah divaksin. Apabila muncul gejala apapun, segera laporkan ke petugas kesehatan dan segera ditindaklanjuti.
 
Namun bila tidak ada gejala efek samping yang mengganggu, Anda bisa langsung beraktivitas seperti biasa.
 
“Setelah divaksin booster, Anda tidak menjadi sakit atau menular akibat vaksinnya, sehingga tidak perlu dikarantina atau menjauhkan diri dari keluarga atau lingkungan sekitar,” kata dr Ning.

5. Apa saja yang harus dilakukan setelah divaksin booster?

Apabila Anda sudah mendapatkan vaksin booster, tetaplah menjaga kesehatan imun Anda, agar antibodi yang terbentuk optimal, baik secara jumlah maupun kualitas. Untuk menjaganya, yang perlu Anda lakukan adalah dengan menerapkan pola hidup sehat yaitu makan makanan bergizi seperti sayur, buah, dan makanan tinggi protein, cukup tidur, olahraga secara teratur, menghindari stress, dan mengontrol penyakit komorbid.
 
Selain itu, tetap konsisten menerapkan protokol kesehatan meskipun Anda sudah divaksin booster, dimanapun dan kapanpun, untuk menurunkan risiko tertular atau terinfeksi.
 
Jika Anda berpikir untuk memeriksa antibodi setelah divaksin booster  secara rutin, sebetulnya hal ini belum direkomendasikan karena belum diketahui berapa kadar antibodi minimal yang bersifat protektif. Namun, bila Anda ingin memeriksa secara mandiri, dr Ning mengatakan tidak masalah.

6. Apakah  swab Antigen/PCR bisa positif setelah divaksin booster?

Hal ini bisa saja terjadi. Beberapa kemungkinannya adalah pertama saat divaksin sedang dalam masa inkubasi (atau sudah terpapar sebelum divaksin) dan baru muncul gejala atau terdeteksi positif beberapa hari kemudian setelah divaksin. Atau kedua, setelah Anda divaksin, Anda terpapar virus dari sekitar karena lengah prokes.
 
Akan tetapi, perlu diingat bahwa vaksin booster tidak mungkin menyebabkan orang sakit Covid karena isi vaksin adalah virus yang dimatikan atau komponen kecil dari virus yang tidak bisa berkembang biak.

7. Apakah setelah divaksin booster kita tidak akan terinfeksi Covid lagi?

Sama seperti vaksin Covid-19, fungsi vaksin booster bukan untuk mencegah infeksi, melainkan melatih ulang sistem imun untuk membentuk antibodi dan sel imun yang lebih baik, lebih kuat dan bertahan lebih lama.
 
“Dengan vaksin booster, diharapkan bila seseorang terinfeksi Covid, gejala bisa lebih ringan, masa sakit lebih pendek dan akhirnya akan menurunkan risiko penularan,” kata dr Ning.
 
Agar vaksin booster lebih efektif melindungi, beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mendukung booster adalah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah paparan virus yaitu dengan masker, cuci tangan, hindari kerumunan, ventilasi yang baik dan juga pola hidup sehat untuk menjaga kesehatan imun yang dilatih oleh vaksin booster.

8.  Apakah setelah divaksin booster, nantinya kita akan kembali mendapatkan booster?

Sampai saat ini, masih belum diketahui apakah vaksin booster akan menjadi vaksinasi rutin. Booster bertujuan ‘me-refresh’ respon tubuh dalam membentuk antibodi sehingga secara teori dibutuhkan bila diketahui kapan kadar antibodi turun di bawah kadar protektif. Akan tetapi hingga sekarang masih belum diketahui kadar protektif minimal.
 
“Adanya varian virus baru bisa mengubah teori yang selama ini ada misalnya, bagaimana peran antibodi dan sel memori dalam memberikan perlindungan terhadap reinfeksi sehingga studi mengenai vaksin booster juga akan mengikuti apa yang terjadi di masa depan,” tutur dr Ning.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro