Bisnis.com, JAKARTA — Kanker serviks menepati kanker kedua yang diderita oleh wanita di Indonesia. Meski termasuk jenis kanker yang mematikan, risikonya dapat dicegah yaitu dengan cara skrining dini.
Masyarakat masih menemui hambatan dalam melakukan deteksi dini risiko lanker serviks, khususnya di negara-negara ekonomi menengah ke bawah. Hal ini menyebabkan keterlambatan penanganan kanker serviks.
Koordinator Substansi Penyakit Kanker dan Kelainan Darah Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Aldrin Neilwan Pancaputra, Sp.Ak, MARS, M.Biomed, M.Kes, S.H., mengatakan bahwa dari segi biaya saja terjadi peningkatan.
“Dari segi pembiayaan, ada peningkatan dari tahun ke tahun. Di tahun 2020 menurun karena memasuki pandemi sehingga mengurangi kunjungan mengenai kanker, namun sekarang biayanya naik lagi,” jelas Aldrin.
Aldrin melanjutkan, penting untuk menerapkan empat pilar, yaitu:
1. Promosi kesehatan
2. Deteksi Dini
3. Perlindungan Khusus
4. Tata Laksana Khusus
“Minimal 40% kasus bisa didiagnosis pada stadium awal. Lalu kami harap 100% khususnya yang belum menikah dan belum berhubungan seksual mendapatkan vaksin HPV.
Tata Laksana Mendukung Inovasi
Salah satu penyintas kanker serviks, Shanty Eka Permana, menjelaskan bahwa keputusan untuk memeriksakan diri tidak mudah. Penyebaran informasi dan akses yang lebih luas terhadap kemajuan maupun inovasi deteksi dini kanker serviks menjadi harapan terbesar bagi pasien.
Dalam mewujudkan akses yang lebih luas terhadap inovasi deteksi dini, perlu didukung dengan kolaborasi antarlembaga pemerintah, swasta, dan komunitas. Kolaborasi tersebut dapat diperkuat melalui tata laksana atau panduan dalam penanggulangan kanker serviks, seperti melalui SK Menkes No. 1163/MenKes/SK/2007 yaitu terbentuknya kelompok kerja pengendalian penyakit kanker leher rahim dan payudara.
“Saya penyintas kanker serviks stadium 1b yang terdiagnosa pada tahun 2016. Maka dari itu, saya sering mengajak teman-teman saya untuk skrining. Ayo cek, jangan takut dan jangan enggan untuk lakukan deteksi dini,” pungkas Shanty.