Bisnis.com, JAKARTA – Skleroderma, merupakan penyakit autoimun yang yang cukup langka. Penyakit ini menyebabkan kulit menjadi kaku dan tebal disertai nyeri dan bengkak.
Hal ini dikarena pertumbuhan jaringan ikat secara atopikal. Jaringan ikat kemudian memberikan kekuatan dan bentuk jaringan organ juga otot.
Penyakit yang biasa disebut sklerosis sistemik ini juga dapat menyebabkan perubahan tekstur kulit yang disebabkan oleh peningkatan produksi komponen jaringan ikat yang dapat mengeras, kolagen.
Tubuh melalui imun kemudian akan merespon dengan menghancurkan jaringan yag sehat karena keliru dan mengira jaringan tersebut adalah zat asing ataupun infeksi. Inilah yang disebut autoimun. Respon ini akan membentuk fibrosis atau jaringan parut, yang juga digambarkan sebagai akibat dari pertumbuhan jaringan ikat.
Berdasarkan healthline dan clevelandclinic berikut pembahasan mengenai skleroderma.
Meskipun lebih banyak mempengaruhi kulit, tetapi scleroderma juga mempengaruhi organ lain seperti pembuluh darah, otot, jantung, sistem pencernaan, paru-paru dan persendian juga ginjal.
Berikut jenis-jenis scleroderma:
- Skleroderma sistemik kulit terbatas (limited): Jaringan parut yang tumbuh pada jenis ini hanya meliputi tangan, lengan, serta wajah.
- Skleroderma sistemik kulit difus (diffuse): Jaringan parut yang tumbuh pada jenis ini cukup luas, yaitu pada batang tubuh, lengan atas, kaki, serta organ dalam.
- Sklerosis sinus scleroderma sistemik: Pada jenis ini, jaringan ikat hanya tumbuh pada organ dalam, tetapi tidak tumbuh di kulit luar.
Penyebab scleroderma
Penyakit ini disebabkan oleh pertumbuhan jaringan ikat secara atopikal yang menyebabkan produksi kolagen secara berlebihan hingga menumpuk. Namun, ahli kesehatan juga tidak bisa menentukan apa yang membuat jaringan ikat ini tumbuh secara atopikal.
Gejala scleroderma
Pada saat jaringan ikat tumbuh, kulit akan mengalami penebalan, disamping itu, beberapa gejala berikut juga akan muncul:
- Bengkak pada tangan serta kaki
- Muncul telangectasias atau bintik merah pada kulit
- Kekakuan dan nyeri pada sendi
- Calcinosis atau deposisi kalsium secara berlebihan pada kulit
- Merasakan kulit wajah kencang seperti sedang memakai masker
- Ulserasi pada ujung jari tangan dan kaki
- Batuk yang tak kunjung sembuh
- Sesak nafas
- Mengalami refluks asam atau mulas
- Mengalami kesulitan menelan
- Mengalami berbagai masalah pencernaan, termasuk sembelit
- Penurunan berat badan
- Kelelahan
- Rambut rontok
Pengobatan scleroderma
Secara umum, scleroderma tidak mempunyai obat yang dapat mengobatinya, namun dokter akan memberikan obat untuk mengobati gejala yang timbul akibat penyakit ini.
- Perawatan kulit: Untuk mencegah kulit kering, bisa dengan menggunakan pelembab, ini ditujukan agar kulit tidak mengeras. Untuk memperlancar aliran darah agar bisa menyembuhkan luka di jari, dokter akan meresepkan nitrat seperti nitrogliserin.
- Obat pencernaan: Untuk mengobati masalah pencernaan serta penyakit maag, banyak obat yang dijual di pasaran. Namun biasanya dokter menyarankan antasida, penghambat proton seperti Prevacid, Protonix ataupun Nexium. Lalu penghambat reseptor seperti Zantac ataupun Pepcid.
- Obat penyakit paru-paru: Pada jaringan parut yang tumbuh di paru-paru ini kan tumbuh lebih cepat, dokter akan meresepkan obat siklofosfamid.