Bisnis.com, JAKARTA - Makanan berperan penting untuk memberikan tenaga dan menstabilkan metabolisme pada tubuh. Namun, mengonsumsi makanan yang tidak tepat mampu menyebabkan risiko penyakit, salah satunya adalah autoimun.
Autoimun merupakan salah satu penyakit akibat sistem kekebalan tubuh yang berhasil menyerang sel-sel sehat lainnya di dalam tubuh.
Sebuah penelitian juga menemukan bahwa, ada keterkaitan antara kondisi autoimun dengan peradangan kronis yang menyebabkan gangguan kesehatan pada usus. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah konsumsi makanan dan minuman yang memiliki kandungan berbahaya bagi tubuh.
Simak jenis makanan yang harus dihindari untuk mencegah autoimun:
1. Olahan susu
Susu menjadi salah satu bahan yang harus dihindari penggunaanya, terutama bagi penderita autoimun. Hal ini dikarenakan susu dikenal sebagai pro-inflamasi yang dapat menyebabkan peradangan pada tubuh.
Dilansir dari Nourish, sebuah penelitian menjelaskan bahwa protokol autoimun menganjurkan diet eliminasi restriktif dilakukan dengan cara menghindari konsumsi produk olahan susu. Diet ini perlu dilakukan, karena mengingat produk susu memiliki tingkat intoleransi yang sangat tinggi bagi penderita autoimun.
2. Garam
Garam dikenal sebagai salah satu bahan makanan dengan kadar natrium yang tinggi. Kadar natrium tersebut mampu meningkatkan retensi air, tekanan darah, dan menyebabkan peradangan.
Orang yang mengonsumsi garam tinggi, maka berpotensi meningkatkan risiko autoimun, dan penyakit lainnya. Anda dapat mengurangi konsumsi garam, dengan penggunaan rempah dan bumbu yang rendah akan kandungan natrium.
3. Daging merah
Daging merah termasuk salah satu sumber protein tertinggi, untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Namun, konsumsi daging merah yang berlebihan mampu memicu risiko terjadinya penyakit seperti jantung, bahkan komplikasi akibat autoimun.
Sebuah studi di tahun 2012 menemukan bahwa, protein tinggi pada hewani terbukti memperburuk peradangan pada kondisi autoimun seperti artritis reumatoid. Anda disarankan untuk mengonsumsi protein nabati seperti lentil dan kacang-kacangan lainnya yang bermanfaat bagi kesehatan.
4. Gorengan
Makanan yang digoreng memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi dan bersifat proinflamasi. Kandungan lemak jenuh dan trans yang terdapat di dalam gorengan, memberikan dampak negatif dan memperburuk kondisi autoimun.
5. Gula
Gula identik dengan rasa manis yang banyak dalam pengolahan makanan. Selain itu, gula juga mampu menjadi sumber tenaga, ketika tubuh merasa lelah. Namun, gula tidak boleh digunakan dalam jumlah dan takaran yang berlebih.
Sebab, gula mampu menyebabkan peningkatan peradangan dalam tubuh, yang dapat berpengaruh pada gejala autoimun. Selain itu, gula juga mampu mengakibatkan kenaikan berat badan dan diabetes tipe 2 yang dapat memicu penyebaran penyakit kronis lainnya.
6. Makanan olahan cepat saji
Makanan olahan dan cepat saji memiliki kandungan berbahaya, seperti lemak, dan natrium yang berlebih. Kandungan tersebut menjadi salah satu faktor peradangan dan dapat memperburuk gejala autoimun.
Sebaiknya Anda harus menghindari makanan olahan cepat saji seperti mie instan, olahan ikan kaleng, dan lainnya. Terapkan pola makan sehat dan rutin berolahraga, untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik.
7. Kacang-kacangan yang mengandung gluten
Gluten merupakan kumpulan protein yang ditemukan dalam gandum, jelai, dan gandum hitam. Kumpulan protein ini mampu menyebabkan risiko peradangan dan kerusakan pada lapisan usus.
Kondisi yang mampu memberikan dampak buruk dan menyebabkan autoimun. Anda dapat mengonsumsi biji-bijian ataupun olahan lainnya yang bersifat gluten free, untuk menghindari risiko autoimun secara cepat. (Maharani Dwi Puspita Sari)