Bisnis.com, JAKARTA - BPOM baru-baru ini mengumumkan temuan 41 obat tradisional berbahaya dan 16 kosmetika berbahaya mengandung bahan kimia karsinogenik yang bisa sebabkan kanker.
Kata karsinogenik menjadi sering disebutkan, baik di pemberitaan ataupun berseliweran di media sosial. Lalu apa sebenarnya karsinogenik itu?
Karsinogenik menurut American Cancer Society merupakan substansi atau bahan yang dapat memicu kanker ataupun tumor ganas. Jika suatu substansi atau bahan telah diberi label karsinogenik, maka bahan tersebut sudah diuji secara ilmiah oleh satu atau lebih lembaga ilmiah suatu penyebab kanker, pada hewan percobaan maupun dengan penelitian epidemiologi.
Bagaimana bahan karsinogenik bisa sebabkan kanker?
Mengutip laman RSUP Dr. Kariadi Semarang, kanker terjadi akibat perubahan pada sel DNA akibat hubungan internal yang komplek, bisa merupakan faktor keturunan yang diturunkan dari orang tua dan juga karena paparan dari luar.
Faktor dari luar ini biasa disebut faktor lingkungan, seperti:
- Kebiasaan gaya hidup yang kurang baik (gizi buruk, alkohol dan tembakau, ataupun kurangnya aktivitas fisik)
- Cahaya matahari dan agen infeksi
- Pengobatan medis seperti menggunakan radiasi, obat obat kemoterapi dan hormonal serta menurunkan faktor imun.
- Paparan dari tempat kerja, seperti bekerja di tempat bahan kimia
- Paparan dari tempat tinggal, seperti tinggal di daerah industri
Ada karsinogen yang menyebabkan kanker dengan mengubah DNA. Sebaliknya, bahan karsinogen yang lain tidak mempengaruhi DNA secara langsung. Namun dengan cara lain, seperti sel lebih cepat dari semestinya, sehingga pada akhirnya akan mengubah DNA individu.
Substansi ataupun bahan yang diberi label karsinogenik memiliki tingkat penyebab kanker yang berbeda beda. Ada yang meningkatkan risiko hanya dengan paparan yang singkat, ataupun perlu dengan paparan jangka panjang, atau dosis yang tinggi.
Hal ini juga berpengaruh pada peningkatan risiko, tergantung dari bagaimana cara terpapar karsinogenik, berapa lama dan besarnya paparan, serta kerentanan secara genetik.