Bisnis.com, DENPASAR - Pulau Dewata seakan mendapat kado manis jelang pergantian tahun 2023, sejalan dengan pencabutan status PPKM secara nasional oleh Presiden RI per 30 Desember 2022. Pegiat bisnis oleh-oleh menjadi pihak yang turut meraup berkahnya.
Setelah menempuh perjalanan via darat dari Jakarta dalam rangka menyusuri momen Natal dan Tahun Baru 2022–2023 di sepanjang Jawa–Bali, Tim Kilas Nataru Bisnis Indonesia berkesempatan melihat langsung geliat beberapa pusat oleh-oleh kenamaan khas Pulau Dewata.
Mayoritas pusat oleh-oleh tampak mulai kembali dipenuhi wisatawan lokal maupun mancanegara. Tempat parkir pun sesak dengan mobil-mobil berpelat nomor dari wilayah Jawa, bahkan asal Ibu Kota.
Artinya, sah bila dikatakan bahwa pusat oleh-oleh di Bali telah kembali mendapat perannya, yaitu sebagai bagian dari industri penunjang pariwisata, serta menjadi indikator pemulihan ekonomi suatu kawasan.
Tim Kilas Nataru pun sempat mengunjungi salah satu pusat oleh-oleh besar di Bali untuk berbelanja, yaitu Rama Krisna Tuban di Jl. Raya Tuban No. 2X, kawasan Kuta, Badung, yang tercatat menjadi outlet ke-4 yang lahir dari jaringan Krisna, namun tercatat sebagai outlet 24 jam pertama besutan Krisna Holding Company.
Kala itu, waktu telah menunjuk pukul 17.00 WITA. Parkiran Rama Krisna Tuban terus dipenuhi kendaraan pribadi maupun minibus pariwisata. Sekadar info, sudah tak ada bus besar di outlet Krisna ini, karena sudah ada outlet jumbo lain, yang berada di Bypass Ngurah Rai.
Sebelum memasuki area toko, dua orang petugas wanita mengingatkan setiap pengunjung agar tetap menggunakan masker selama berada dalam ruangan. Kemudian, setiap pengunjung ditempel stiker berisikan nomor, dan Tim Kilas Nataru mendapat angka di sekitar 980.
"Stikernya sudah mau masuk 1.000 orang, jadi sampai malam hari nanti kemungkinan sampai 2.000 orang. Selama Natal dan Tahun Baru kelihatannya selalu di atas 2.000 pengunjung per hari. Terbilang banyak ketimbang hari-hari sebelumnya di sepanjang tahun ini," ujar Kartika, salah satu penjaga yang terbilang masih muda, ketika berbincang dengan Bisnis.
Selama berbincang santai, mbok-mbok penjaga yang lebih senior sesekali turut menimpali obrolan, yang intinya mengungkap bahwa angka pengunjung selama Nataru ini patut disyukuri, sebab merupakan salah satu capaian signifikan selama periode pemulihan dari pandemi Covid-19.
"Saya sudah bekerja di outlet Krisna ini sejak sebelum pandemi. Ketika Covid-19 sedang ganas-ganasnya, selama dua tahun saya dirumahkan. Jadi melihat pengunjung banyak lagi, senang rasanya," ungkapnya.
Senada, produsen oleh-oleh camilan populer Pie Susu Dhian di kawasan Gianyar, Bali, CV Dhian Mandiri, pun mengalami fenomena pemulihan serupa ketika dikunjungi Tim Kilas Nataru Bisnis Indonesia.
Sekadar informasi, walaupun produk-produk 'Dhian' banyak dijual di beragam tempat oleh-oleh, pabrik pusatnya kerap didatangi langsung oleh pengunjung, terutama kendaraan dari luar Bali yang berniat memborong dalam jumlah banyak.
"Sejak pelonggaran PPKM mulai ramai, Natal tambah ramai. Jadi sekarang semua karyawan sudah kembali bekerja," ujar penjaga toko kepada Bisnis.
Sebelumnya, berdasarkan pemberitaan Bisnis pada medio 2021, produsen oleh-oleh yang telah berdiri sejak 2010 ini sempat merumahkan hampir 60 persen karyawannya, akibat terdampak efek pandemi Covid-19 yang membuat jumlah wisatawan ke Bali mengalami penurunan drastis.
Pada akhirnya, boleh lah dikatakan bahwa periode 2023 telah membangkitkan asa baru, bukan hanya bagi para pegiat bisnis oleh-oleh, namun juga bagi rantai pasok UMKM di dalamnya, mulai dari produsen camilan, kerajinan tangan, suvenir, fesyen khas daerah, serta seluruh pelaku industri kreatif seantero Pulau Dewata pada umumnya.