Bisnis.com, JAKARTA - Stunting pada anak terjadi ketika anak tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh dan berkembang. Stunting juga akan membuat anak lebih mudah terserang penyakit dan mengganggu kesehatan otak.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan stunting terjadi sejak bayi terbentuk atau adda istilahnya 1.000 hari pertama dimulai. Namun, stunting juga bisa dicegah yakni mencukupi kebutuhan gizi pada ibu hamil.
"Stunting bisa dideteksi pada kehidupan 9 bulan di kandungan dan 2 tahun. Namun, deteksi stunting yang perlu diperhatikan adalah 1000 hari," ungkapnya dalam talkshow Protein Hewani Ccegah Stunting: Isi Piringku, Alihkan Belanja Rokokmu, Kamis (9/2/2023).
Dia mengungkapkan bahwa hasil penelitian determinan paling besar dalam stunting untuk usia bayi, paling besar di saat hamil dan saat sudah selesai memberikan ASI 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan, lanjutnya, bayi membutuhkan protein hewani.
Baru-baru ini, Kementerian Kesehatan mengumumkan bahwa penurunan prevalensi stunting Indonesia berhasil turun menyentuh angka 21,6% setelah sebelumnya pada tahun 2021 berada pada angka 24,4%. Capaian diatas merupakan hasil dari kerja sama yang baik antara pemerintah dan seluruh elemen masyarakat yang berjuang untuk meminimalisir potensi stunting pada generasi penerus Indonesia.
Nyatanya, stunting masih ada di dalam masyarakat dan membuat perjuangan untuk mencegah stunting masih harus terus dilakukan. Cara yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah stunting adalah dengan mengetahui dan memahami gejala stunting yang muncul pada anak. Sehingga penanganan dapat segera dilakukan oleh petugas kesehatan.
Kenali Gejala Stunting pada Anak
1. Pertumbuhan tulang pada anak yang tertunda
2. Berat badan rendah apabila dibandingkan dengan anak seusianya
3. Sang anak berbadan lebih pendek dari anak seusianya
4. Proporsi tubuh yang cenderung normal tapi tampak lebih muda/kecil untuk seusianya.
Untuk mencegah dan mengatasi stunting, maka para orangtua diharapkan bisa rutin melakukan pemeriksaan kandungan ke fasilitas kesehatan terdekat, rutin mengkonsumsi Tablet Tambah Darah, serta memenuhi asupan gizi, seperti protein hewani yang baik bagi tumbuh kembang janin. Remaja putri aktif minum tablet tambah darah 1 tablet seminngu sekali.
Pemberian ASI ekslusif pada bayi selama 6 bulan. bayi di atas enam bulan diberikan konsumsi protein hewani dan tetap melanjutkan ASI. Jangan lupa datang ke Posyandu setiap bulan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan serta imunisasi balita