Bisnis.com, RANAI – Natuna kerap menjadi sorotan publik ketika dikaitkan dengan hal-hal beraroma kedaulatan Indonesia seperti konflik perbatasan hingga penangkapan ikan secara ilegal. Di luar masalah rumit itu, kadang orang lupa, Natuna punya garis pesisir yang indah dengan keanekaragaman hayati melimpah.
Natuna juga menyandang objek warisan geologi dengan karakteristik batuan granit. Disebut warisan geologi lantaran memiliki rekam jejak atas peristiwa yang pernah ada atau sedang terjadi di bumi dengan nilai ilmiah tinggi serta estetika mumpuni.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menerbitkan keputusan menteri tentang penetapan warisan geologi Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau pada 31 Maret 2023.
Dalam keputusan menteri tersebut, terdapat 15 area yang masuk dalam situs warisan geologi atau geosite. Beberapa contohnya adalah Granit Batu Kasah, Granit Tanjung Senubing, Granit Pulau Semiun, Granit Gunung Ranai.
Adapun sejumlah taman batu di Natuna, meski tidak masuk dalam daftar warisan geologi, kerap menarik perhatian individu-individu untuk mengembangkan kawasan tersebut menjadi destinasi wisata. Salah satunya adalah Both Sudargo atau dikenal Pak Both, yang datang ke Natuna pada 2006 untuk mendesain Masjid Agung Natuna.
Pada 2007, Pak Both membeli tanah yang berlokasi di Tanjung Sulai untuk menyelamatkan bebatuan granit yang ada. Ketika itu, banyak masyarakat Natuna melakukan pemecahan batu sebagai aktivitas mencari nafkah. Sebuah batu di Tanjung Sulai ini menarik perhatian Pak Both lantaran tegak berdiri menjulang ke langit seperti huruf Alif dalam bahasa Arab.
“Ayah saya yang memberi nama taman batu ini Alif Stone Park, dan ingin nama ini mendunia,” kata Enno Sudargo (46) kepada Bisnis, Senin (28/8/2023).
Sebagai pelengkap taman batu ini, dibangun tempat penginapan Alif Stone Homestay sehingga pelancong dapat merasakan sensasi menginap di antara gundukan batu.
Alif Stone Park berada di Sepempang, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Dari Bandara Raden Sadjad hanya butuh waktu 20 menit menuju Alif Stone Park.
Ketika masuk destinasi ini, pengunjung harus melewati gua kecil yang terbentuk secara alami dari batu-batuan yang tersusun di kawasan ini.
Alif Stone Park/Bisnis-Farid Firdaus
Setelah itu, pengunjung akan disuguhi pemandangan laut yang indah ditambah hamparan batu yang luas. Sore itu, tampak sekelompok turis Jepang yang tengah berfoto ria, dan beberapa anak kecil warga setempat yang asyik bermain.
“Hari ini, kami kedatangan tamu mahasiswa dan dosen dari Ritsumeikan University. Kalau anak-anak kecil itu sering bermain di sekitar sini setelah mereka pulang sekolah,” terang Enno.
Sore itu, pengunjung menikmati pemandangan matahari yang perlahan bersembunyi di balik kaki Gunung Ranai Natuna. Suasana terasa tenang dengan air laut yang surut. Langit sore pun akhirnya dihiasi warna jingga dan azan magrib berkumandang tepat saat matahari sepenuhnya tenggelam.
Hingga saat ini, Alif Stone Park mengantongi tujuh penghargaan nasional dan internasional, yang salah satunya adalah juara Anugerah Pesona Indonesia (API) kategori wisata unik.