Poster Film Ketika Mas Gagah Pergi/sastrahelvy.com
Entertainment

Film dari Novel Laris, Garansi bagi Penonton

Azizah Nur Alfi
Sabtu, 1 Agustus 2015 - 13:00
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Cerita yang diangkat dari novel best seller masih menjadi daya pikat bagi produser untuk dituangkan dalam film layar lebar.

Sebut saja Catatan Akhir Kuliah yang tayang serentak pada 30 Juli 2015 diangkat dari novel best seller karya Sam Maulana dengan judul yang sama. Sebelumnya, Surga Yang Tak Dirindukan tayang pada 15 Juli 2015 diangkat dari novel best seller karya Asma Nadia dengan judul yang sama. Adapun Ketika Mas Gagah Pergi karya Helvy Tiana Rosa akan proses produksi film dengan judul yang sama pada Oktober 2015.

Adha Muawiah, line producer film Ketika Mas Gagah Pergi, menuturkan film yang diangkat dari novel laris menjadi garansi atas suguhan yang menarik bagi penonton.

Dia melihat kecenderungan masyarakat di Indonesia akan menonton sebuah film jika diyakini film tersebut bagus dan layak ditonton. Jika sebuah film diangkat dari novel laris maka film tersebut memiliki jalan cerita yang bagus.

"Penonton perlu garansi ketika mengeluarkan uangnya untuk beli tiket. Kalau belum meyakinkan, maka belum berani menonton," terangnya.

Namun, novel laris tidak menjadi jaminan bagi sebuah film menuai kesuksesan serupa dengan novelnya. Adha melihat hal ini tergantung bagaimana tim produksi mengemas cerita novel tersebut.

Tantangan paling berat untuk film yang diangkat dari novel laris ini adalah menuangkan bahasa tutur menjadi bahasa visual. "Bagaimana mengakomodir keinginan pembaca setianya tapi juga mampu membaca keinginan dari penonton rutin, di luar pembaca, ini yang akan menentukan kesuksesan sebuah film," terangnya.

Adha optimis film Ketika Mas Gagah Pergi yang akan tayang awal 2016 akan menarik lebih dari 1 juta penonton. Optimisme ini melihat antusiasme gerakan crowdfunding sukses mengumpulkan Rp350 juta dari pembaca dan masyarakat untuk film ini.

Di luar pembaca novelnya, berbagai komunitas ikut mendukung film ini seperti ODOJ, FLP, Hijab Mom Community. Gerakan crowdfunding hanya untuk melihat seberapa antusiasme pasar atas film ini. Nantinya dana yang terkumpul untuk charity, yakni untuk Palestina dan Literasi Anak Bangsa, katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro