Bisnis.com, JAKARTA--Bagi penggemar film fantasi, Fantastic Beast bisa menjadi salah satu yang dinanti. Film yang mengadaptasi novel penulis tersohor J.K Rowling ini kembali dirilis seri ke duanya yang berjudul Fantastic Beast:The Crimes of Grindelwald, pada November 2018 ini.
Pada film The Crimes of Grindelwald ini, Sutradara David Yates kembali membawa mayoritas pemain film pertama, termasuk Eddie Redmayne, Ezra Miller, Katherine Waterston, Johnny Depp, dan Dan Fogler.
Di seri ke dua ini, film berdurasi 134 menit tersebut memperkenalkan banyak karakter baru termasuk Young Dumbledore-Kepala Sekolah Hogward berjenggot- yang diperankan Jude Law, Zoë Kravitz sebagai keturunan keluarga Lestrange, dan Claudia Kim sebagai wanita dengan kutukan, yang pada akhirnya akan berubah menjadi ular Voldemort, Nagini.
Dengan kata lain, film Fantastic Beast merupakan kisah beberapa tahun sebelum Harry Potter memutuskan untuk masuk seklah sihir. Fantastic Beast terus bercerita tentang ahli zoologi Newt Scamander yang diperankan oleh Eddie Redmayne.
Dari beberapa sinopsis film Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald, banyak cerita yang mengarahkan film mengisahkan pertarungan antara Grindelwald melawan Dumbledore. Benar, ada alasan kenapa Dumbledore harus bertarung dengan Grindelwald. Ada juga alasan lain kenapa Dumbledore tidak mau bertarung, dan memilih Newt untuk menangkap kembali Grindelwald.
Namun, Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald mengisahkan pertarungan pikiran Grindelwald yang membentuk siasat Dumbledore melawan Dumbledore. Penasaran dengan sosok Dumbledore yang satunya lagi?. Bisa dikatakan film tersebut akan mengajak untuk menonton film Harry Potter sebelumnya.
Dari sisi sinematrografi, menurut doktor bidang Kajian Film Universitas East Anglia Ekky Imanjaya tidak diragukan lagi. Sinematografi film Fantastic Beast tetap menyuguhkan efek sihir yang memukau.
Sayangnya, lanjut Ekky, hal itu tidak didukung dengan cerita yang jelas. Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald, menurut Ekky memang film yang akan memuaskan penggemar Harry Potter . Jika Potterhead sejati, apapun yang ada di layar adalah sebuah hadiah. Rowling, dengan keahlian yang luar biasa, sanggup memperkaya dunia sihir yang sudah kaya.
Semnetara, film tersebut akan membingungkan penonton yang tidak begitu peduli dengan seri tersebut karena terlalu banyak gimik dan terlalu banyak tokoh baru yang masuk dalam cerita, namun tanpa pejelasan secara rinci. Sehingga, penonton dituntun memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang Wizarding World Harry Potter.
Melalui fim tersebut, nampaknya Rowling ingin melengkapi cerita dalam serial Harry Potter yang masih bolong. Namun tampaknya benyak cerita yang tidak sanggup diakomodir dalam tayangan layar lebar. Yates, sebagai sutradara yang sudah pengalaman menggarap serial Harry Potter tak berdaya menahan ego Rowling dalam membangun cerita.
“Sepertinya informasinya terlalu banyak yang dipotong, penonton [bukan penggemar Harry Potter] tidak akan mengerti,” kata Ekky.
Ekky menilai cerita yang disuguhkan kepada penonton sangat minim, seolah “ngirit” untuk seri film berikutnya. Pasalnya, film tersebut akan terbagi menjadi lima seri. Kendati begitu, hal tersebut sangat disayangkan untuk film sekelas box office.
“Seperti film Transformer yang hanya memperlihatkan action saja, seperti kekurangan ide cerita. Story tellingnya untuk film terlalu ngirit. Sebenarnya masih punya harapan besar dengan cerita J.K Rowling,” jelasnya.
Sementara itu, Pengamat Film Yan Wijaya menilai cerita pendek dari seri kedua sebagai akibat dari pembagian menjadi lima seri. Sehingga menjadi hal wajar, apabila nantinya masih banyak pertanyaan yang belum terjawab melalui seri ini. “Suka tidak suka penggemar J.K Rowling sudah sangat banyak sekali, apalagi akan dibuat lima film,” katanya.
Dia percaya diluar cerita Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald yang padat, Rowling dipastikan memiliki kejutasn lain di serial Fantastic Beast selanjutnya yang bisa jadi memiliki banyak keterkaitan dengan seri saat ini.
Yan menilai salah satu bagian yang menarik perhatian orang Indonesia adalah karakter Nagini, meskipun sebelumnya penunjukan aktris karakter tersebut sempat menuai kontroversi.
“Tapi memang karakter Nagini di seri kedua belum terlalu menonjol, mungkin akan lebih menonjol di seri ke tiga,” lanjutnya.
Sebelum resmi dirilis film tersebut sudah menuai kontroversi. Seperti pemilihan aktor yang kurang pas, bahkan dinilai menyudutkan. Salah satunya penunjukan pemeran Nagini yang merupakan ular milih tokoh antagonis penguasa kegelapan Voldemort dalam cerita Harry Potter.