Show

Film Khalifah diluncurkan

Inria Zulfikar
Jumat, 17 Desember 2010 - 10:18
Bagikan

JAKARTA:Film Khalifah yang mengisahkan tentang kekuatan seorang perempuan menghadapi diskriminasi, cinta dan penghianatan karya sutradara Nurman Hakim yang diproduksi oleh TriXimages dan Frame Ritz, segera diluncurkan awal Tahun 2011.

Film ini ingin mengingatkan kepada masyarakat agar ada toleransi dan pandangan yang seimbang terhadap agama. Hal ini penting bagi mayarakat Indonesia. Lewat film ini saya ingin memperlihatkan pentingnya suatu keseimbangan karena sebagan masyarakat kita masih ada yang beranggapan negatif terhadap perempuan yang mengenakan cadar. Padahal tidak semuanya sama, kata sutradara Nurman Hakim hari ini.

Menurut Nurman, film ini dibiuat dengan pendekatan feminis, adanya diskriminasi terhadap seorang perempuan yang menghadapi berbagai persoalan dengabn menganakan cadar. Cadar yang dikenakan sebagai pakaian mampu mengubah persepsi orang. Film ini berakhir dengan open ending yang diberkan kepada penonton dengan narasinya sendiri. Ini suatu wacana yang sajikan kepada penonton, kata Nurman Hakim.

Pemutaran perdana film ini pada 4 Januari 2011 dan akan beredar di bioskop-bioskop di seluruh Indonesia mulai 6 Januari 2011. Film ini mengangkat kisah percintaan seorang perempuan bernama Khalifah yang menikah dengan seorang laki-laki yang ternyata menjadi pengikut Islam garis keras.

Khalifah adalah seorang perempuan muda yang cantik dan polos, ayahnya seorang marbot (yang bertugas mengumandangkan azan di masjid dan musholla) sementara ibunya sudah meninggal. Meski harus berhadapan dengan berbagai kesulitan kehidupan kota besar yang keras, semangatnya untuk membangun kehidupan yang lebih baik tidak pernah pudar. Dia bekerja sebagai karyawati di sebuah salon kecantikan. Dia bertekad meringankan beban ayahnya dan membantu biaya sekolah seorang adik laki-lakinya yang baik dan cerdas. Juga ingin mengabdi sebaik-baiknya kepada calon suaminya jika kelak sudah menikah.

Tapi setelah menikah dengan Rasyid, Khalifah yang tiba-tiba berada dalam posisi sangat sulit karena mendapati seorang laki-laki yang ternyata pengikut Islam garis keras. Selain itu, Khalifah juga tidak mengetahui secara persis kegiatan dan dunia Rasyid di luar rumah. Dalam kehidupan masyarakat tempatnya tinggal, Khalifah juga mengalami semacam ketidak nyamanan karena sikap kaum lelaki yang cenderung kurang menghargai perempuan.

Sebagai istri dari seorang suami penganut Islam garis keras akhirnya Khalifah mengenakan kerudung atau cadar yang hanya memperlihatkan bagian matanya. Pakaian yang menjadi identitas barunya itu ternyata telah membuatnya tereksklusi dari lingkungannya. Tapi pada saat yang sama diam-diam dia menemukan semacam kebebasan karena dengan pakaiannya itu dia dapat melihat orang lain dari sudut pandang yang berbeda.

Khalifah mengalami semacam komplikasi psikoligis dan sosial akibat identitas barunya itu. Suatu komplikasi yang membuat dirinya semakin sulit menemukan siapa dirinya yang sebenarnya dan bagaimana sosok, karakter, pikiran serta dunia Rasyid.

Percintaan Khalifah dan Rasyid ini di sana-sini juga akan menguak sisi-sisi kehidupan orang-orang yang menjadi bagian dari fenomena Islam garis keras yang selalu muncul di dunia Islam kapan pun dan di mana pun, termasuk di Indonesia. Suatu ajaran yang cenderung eksklusif dan mendapat banyak tantangan dari kelompok-kelompok lain di dalam masyarakat Indonesia yang plural. Suatu fenomena fundamentalisme agama yang kadang menimbulkan pertentangan, konflik, bahkan juga benturan yang sangat keras di tingkat sosial.

Film ini dibintangi oleh Marsha Timothy yang memerankan Khalifah, Indra Herlambang (Rasyid), dan beberapa bintang pendukung seperti Ben Joshua, Jajang C Noer, Titi Sjuman dan Yoga Pratama. Director of Photography ditangani oleh Agni Ariatama, penata musik oleh Djaduk Ferianto, editing oleh Mujibur Rahman dan Nurman Hakim.

Sutradara Nurman Hakim yang sekaligus bertindak sebagai penulis skenarionya bersama Nan Achnas adalah salah satu sutradara generasi baru Indonesia lulusan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dengan mayor penyutradaraan film. Sebelumnya dia telah membuat film tentang dunia pesantren, yakni film 3 Doa 3 Cinta (dibintangi Nicholas Saputra, Dian Sastrowardoyo, Butet Kertajasa dan Yoga Pratama).

Kehadiran film Khalifah akan turut memperkaya khazanah perfilman Indonesia, khususnya film berlatar belakang kehidupan agama - dalam hal ini agama Islam - yang akhir akhir ini banyak muncul. Film ini melihat konteks kehidupan agama dalam dimensi-dimensi yang lebih mendasar sehingga memberikan pengayaan dan pencerahan cara pandang kita, tak hanya terhadap masalah kehidupan Islam, tapi lebih luas dari itu juga terhadap masalah kebangsaan negeri Indonesia tercinta ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Inria Zulfikar
Editor : Mursito
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro