Show

Pusat Kebudayaan Italia gelar diskusi seni

Inria Zulfikar
Selasa, 19 Juli 2011 - 04:12
Bagikan

Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable{mso-style-name:"Table Normal";mso-tstyle-rowband-size:0;mso-tstyle-colband-size:0;mso-style-noshow:yes;mso-style-priority:99;mso-style-qformat:yes;mso-style-parent:"";mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;mso-para-margin:0in;mso-para-margin-bottom:.0001pt;mso-pagination:widow-orphan;font-size:11.0pt;font-family:"Calibri","sans-serif";mso-ascii-font-family:Calibri;mso-ascii-theme-font:minor-latin;mso-fareast-font-family:"Times New Roman";mso-fareast-theme-font:minor-fareast;mso-hansi-font-family:Calibri;mso-hansi-theme-font:minor-latin;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

Oleh Herry Suhendra

JAKARTA: Pusat Kebudayaan Italia, Istituto Italiano di Cultura, malam ini 19 Juli 2011 menyelenggarakan diskusi seni dengan menampilkan artis Federico Tomasi dan kurator Alia swastika.

Diskusi ini sehubungan dengan Bienalle Venice 2011, dimana Tomasi merupakan satu artis pilihan yang turut serta dalam kegiatan tersebut. Dalam Biennale Venice sehubungan dengan 150 tahun unifikasi Italia, Pavilion Italia menampilkan karya seni khusus termasuk pameran ekspansi di luar batas Italia dan jaringan Pusat Kebudayaan Italia.

Sebanyak 89 Pusat Kebudayaan Italia di lima benua menampilkan karya seni dari 219 seniman berupa lukisan, patung, video, grafis, fotografi, keramik dan desain dalam kegiatan ini.

Dari 219 seniman Italia tersebut, empat di antaranya yaitu Matteo Basile, Edmondo Zanolini, Filipo Sciascia dan Federico Tomasi karyanya dipamerkan di pusat Kebudayaan Italia Jakarta sampai 31 Juli 2011.

Dalam diskusi bersama Federico dan Alia Swastika akan dibahas tentang seni kontemporer dan pertukaran artistik antara Indonesia dan Italia. Alia yang bekerja di Ark Galerie ditunjuk sebagai kurator Jogya Biennale XI pada November 2011.

Dalam karirnya Alia pernah menjadi kurator di Cemeti Art Foundation dan sebagai manager artistik pada 2002-2009.

Pada 2005, lewat program Asia Europe Foundation (ASEF), dia menjadi staf dalam program pertukaran di UfaFabrik, Berlin, Jerman. Pada 2006, dia berpartisipasi dalam program Kelola Foundation and Asian Cultural Council untuk belajar mengenai seni kontemporer di beberapa kota di Amerika Serikat.

Sementara Federico Tomasilahir di Stockholm , Swedia pada 1974. Federico dikenal sebagai pelukis dan seniman video. Sejak tahun 2000 dia tinggal dan bekerja di Kuta, Bali. Dia terus mengembangkan aksi melukisnya selama perjalanannya di Asia sejak 1997 dan mengkombinasikan teknik figuratif dan abstrak dalam karyanya yang berupa figur dan tubuh manusia.

Penulis : Inria Zulfikar
Editor : Mursito
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro